Tulisan ini hanya melihat fenomena, bukan untuk menjustifikasi, apalagi menuduh. Fenomena tentang hal-hal yang di luar nalar umum, yang terjadi secara tak sengaja maupun dibuat-buat seperti aksi Riana.
Aksi Riana yang tampil di acara dunia modern, sepertinya menghentak khayalak disebabkan hal di luar pemikiran saintik, walau dipandang biasa oleh kalangan yang bergumul dengan klenik.
Hanya dengan sedikit aksi misterius, banyak orang takjub sekaligus heran. Mungkin, apa yang dilakukan sekedar trik tipuan sulap, dan hanya untuk pertunjukan, namun memperlihatkan begitu mudahnya manusia terpengaruh penuh ketakjuban. Akhirnya, hanya mempercayai tanpa nalar, karena benar terjadi tanpa bisa dinalar.
Sang Masih Dajjal yang diramalkan sejak ribuan tahun punya cara yang sama, dengan dampak yang lebih besar dan berbahaya. Ia menampilkan hal yang mustahil dilakukan oleh secanggih apapun teknologi manusia, dan di luar nalar. Cara ini membuat seorang yang sangat yakin atas keimanan dirinya sendiri, berubah 180 derajat menjadi penyembah Sang Dajjal.
Dajjal dan Riana sama-sama menggunakan bakat. Bakat Dajjal bahkan setara dengan malaikat untuk hal-hal tertentu. Kalau Riana digunakan untuk ajang pertunjukan dan lomba seperti acara pencarian bakat, maka Dajjal menggunakannya agar manusia menyembahnya.
Bakat Sang Dajjal tidak bisa dilawan oleh siapapun juga. Bahkan jika sekarang manusia merasa sangat rasional sekalipun dengan setumpuk sejarah ilmu pengetahuan berabad-abad. Sama seperti ketika Riana menjadi pemenang di masyarakat modern dunia.
Mungkin, sudah seharusnya dimulai kesadaran untuk merendahkan diri, walau merasa pendapatnya selalu benar berdasar segala argumentasi paling ilmiah sekalipun, kepada Sang Maha Perencana Segalanya. Saat Dajjal tiba, hanya dua kemungkinan yang ada : lari, atau jadi penyembahnya.