Dunia maya (begitu juga dengan dunia nyata) baru saja ramai alias heboh lantaran berita tentang surat yang ditulis oleh siswa SMA 30 Lamongan yang ditujukan kepada Ahok agar Ahok menebus ijazah si anak tesebut.
Betapa mulianya hati Ahok ini. Ia lantas menugaskan staf pribadinya agar mengurus hal itu. Jadi, walaupun di Mako Brimob, dia tetap peduli dan berbuat nyata untuk rakyat. Bahkan dalam surat balasannya, Ahok masih tetap peduli dengan korupsi. Betul-betul pahlawan antikorupsi Bapak satu ini.
Akan tetapi faktanya, banyak sekali ketidaklogisan cerita tersebut. Dari referensi waktu, kebijakan dinas terkait, bahkan saya sebagai orang Jawa Timur yang tinggal di kabupaten sebelah Lamongan, tidak pernah ada sekolah SMA 30 Lamongan. 🙈
Bantahan sekaligus pemintaan tanggung jawab sudah disampaikan oleh kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Lagi-lagi, buzzer Ahok tercyduk.
Ahok, tidak selesai dengan dia terbukti menista agama Islam. Tapi pencitraan betapa mulianya dia seakan-akan dia adalah dewa yang dibutuhkan oleh Indonesia terus berjalan. Peracunan otak dan pola pikir masyarakat tentang sosok satu ini terus mengalir dengan keyword: minoritas, intoleransi, dan antikorupsi. Padahal fakta dan data kinerja dia memimpin Jakarta, bagaimana attitude dia, bisa dilihat dengan jelas.
Akan tetapi, media mencitrakan seolah dia adalah dewa atau malaikat yang akan jadi penyelamat Indonesia.
Kita bisa melihat sendiri komentar-komentar pendukung Ahok membabi buta mempercayai cerita khayalan tersebut. Dan bagaimana mereka menentang fakta yang diberikan. Padahal ini jelas, sangat tidak logis.
Artinya, ada yang tidak beres dengan saudara-saudara sebangsa kita terkait cara berfikir. Ini kemudian yang menjadi masalah dan harus ditemukan solusinya.
Kita yang masih bisa berfikir logis, harus membantu saudara-saudara kita agar sadar. Dengan cara-cara yang baik tentunya. Janganlah kita menganggap saudara-saudara yang salah pikir tersebut adalah musuh yang harus dihabisi. Akan tetapi, mereka adalah saudara yang harus kita ajak bergandeng tangan membangun negeri ini. Musuh kita yang sebenarnya adalah buzzer-buzzer geje yang telah melacurkan diri pada aseng dan asing.
Jangan berhenti melakukan penyadaran. Dan tetaplah jaga persatuan. Mari gunakan cara yang baik untuk Indonesia yang lebih baik.
SMAN 3 Lamongan
Ko malah melebar kemasalah keyakinan yah,,
Ini baru pencerahan….
perlu ada robongan karya wisata sisiwa2 peserta didik SMA 30 lamongan jatim naik bus yg bagus ,pake spandoek dg tulisan “setudi banding SMA 30 lamongan ke kompas .com jakarta”, yakin dah semua media2 mainstream akan meliput dg heboh dan dg crew wartawan yg tergopoh gopoh…..
Terus menulis mbk….
Ayo pak Slamet nulis juga