Sebelum subuh pagi tadi saya menyempatkan diri membaca Surah Al-Kahf, surah ke 18 dari Al-Quran. Surah yang saya yakini sangat relevan dengan situasi dunia kita saat ini. Dunia yang maju, kuat, kaya, berilmu, tapi penuh tantangan dan ancamannya.
Di Surah ini ada 4 cerita penting perjalanan sejarah manusia yang direkam oleh Kalam Ilahi untuk menjadi ibrah (pelajaran) bagi manusia dalam melanjutkan perjalanan hidupnya. Keempat cerita itu adalah: 1) Kisah Ashab al-Kahf (penghuni gua). 2) Kisah pemilik kebun. 3) Kisah Musa AS dan Al-Khidr. 4) Kisah Ya’juj dan Ma’juj.
Kali ini yang menarik perhatian saya adalah kisah sekelompok pemuda yang hidup yang di sebuah zaman penuh fitnah, dan dengan iman dan keyakinannya mereka menyelamatkan diri dan diselamatkan oleh Pencipta langit dan bumi dari keganasan fitnah kufr di masanya.
Terus terang, membaca sekali dua kali ayat-ayat yang berkenaan mereka ini semakin membuahkan hikmah-hikmah besar dalam menghadapi kehidupan yang ganas dan penuh fitnah itu.
Pemuda itu ujung tombak perbaikan
Pelajaran pertama dari kisah Ashabul Kahf adalah bahwa di saat-saat fitnah menyebar, di saat-saat tantangan meninggi, para pemudalah yang menjadi ujung tombak untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Itulah sebabnya pada ayat-ayat ini, justeru bukan ulama, bukan penguasa, bukan para saudagar yang dikisahkan. Tapi sekelompok pemuda yang sadar untuk berubah dan melakukan perubahan itu.