MENU

Pasca Tumpahan Minyak Sawit, Destinasi Wisata Ini Kotor dan Berbau Tengik

PADANG, SERUJI.CO.ID – Adalah Pulau Sinyaru, Sebuah Pulau Kecil di Kota Padang, Sumatera Barat yang terkena dampak akibat adanya tumpahan minyak sawit jenis PFAD (Palm Fatty Acid Distillate).

Pulau Sinyaru terletak di perairan Samudera Hindia yang berjarak ±12 Km dari tangki pusat tumpahan minyak PFAD milik PT. Wira Inno Mas (WIM). Pulau ini merupakan salah satu destinasi wisata yang melayani paket wisata menyelam di perairan sekitar Kota Padang.

PFAD merupakan produk sampingan dari proses pemurnian minyak sawit kasar yang banyak mengandung asam lemak bebas. Asam Lemak Bebas dalam PFAD dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan emulsifaier, mentega, dan sabun.

Sisa material Minyak PFAD yang masih ditemukan mengambang di Perairan sekitar Pulau Sinyaru, Rabu (18/10/2017). (foto:Hadi P/SERUJI)

Untuk diketahui pada hari Kamis, 28 September 2017, Tangki milik PT. Wira Inno Mas, Perusahaan pengolahan minyak sawit mengalami pecah pipa tangki penampungan dan menumpahkan material PFAD ke laut. Material tersebut menyebar ke arah selatan hingga lebih dari 16 Km dari sumber tumpahan minyak.

Menurut Hendra Leo, Manager Operasional PT. WIM, material PFAD yang tertumpah ke laut diperkiraan mencapai 50 Ton.

Akibat dari adanya tumpahan minyak PFAD tersebut, pengelola pulau Sinyaru merasa dirugikan.

“Kami telah membatalkan paket wisata wisatawan Malaysia karena kondisi perairan yang masih kotor akibat minyak. Terpaksa kami batalkan karena tidak mungkin dapat digunakan untuk menyelam jika kondisi perairannya keruh,” jelas Bob Effendi, Pengelola Pulau Sinyaru saat ditemui SERUJI, Rabu (18/10).

Pengelola Pulau yang mengambil material PFAD yang tenggelam di dasar perairan, Rabu (18/10/2017). (foto:Hadi/SERUJI)

“Kerugian lain adalah rusaknya dermaga yang ada di Pulau akibat aktivitas pembersihan material PFAD yang dilakukan belum lama ini oleh pihak perusahaan.”

Lebih lanjut, Bom mneyampaikan bahwa meskipun pihak perusahaan sudah membersihkan material minyak PFAD yang mengonggok di Pantai ataupun yang mengapung di perairan, namun dampaknya masih terasa hingga hari ini. Bau tengik bahkan hampir menyerupai air comberan menyeruak di sekitar pulau Sinyaru.

“Kondisi ini tentu saja sangat merugikan aktivitas pariwisata bahari di Pulau ini,” ujar Bob.

Pengelola Pulau juga memeriksa kondisi dasar perairan dan terumbu karang di sekitar Pulau Sinyaru, dan ditemukan bahwa material PFAD tersebut mengendap dan sebagian menutupi dasar perairan. (Hadi P/ARif R)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER