SERUJI.CO.ID – Saya pernah beberapa bulan tinggal di sebuah apartement di Halifax, Nova Scotia, Canada. Di sana saya lihat setiap pagi seorang ibu sudah duduk di kursi di belakang meja kantornya. Ada saja kegiatannya saya perhatikan, mulai dari menerima telepon, membaca surat-masuk, mempelajari dokumen perjanjian, sampai menerima tamu.
Setiap hari juga kelihatan Ia naik ke lantai atas, kadang-kadang nampak menggunakan lift, dan sering juga menggunakan tangga, untuk mengontrol dan melayani keluhan penghuni yang tinggal di apatemen itu. Sore hari, didampingi anjing kesayangannya, sering juga saya lihat nenek ini jalan-jalan di sekitar taman yang tidak jauh dari apartemen.
Lalu, karena penasaran dengan ibu ini yang perawakannya agak kecil dibandingkan wanita kulit putih lainnya, kepada anak saya yang sudah lama mengenalnya, saya tanyakan, “Berapa usianya?” “Oohh, sudah tua sekali, lebih dari 85 tahun,” jawab anak saya.
Melihat aktivitasnya, caranya berjalan, masih sanggup naik tangga beberapa lantai, postur tubuhnya, dan raut mukanya, perkiraan saya usianya mungkin sekitar 65 tahun. Rambutnya memang sudah putih semuanya, tapi fisiknya tidak sama dengan rambutnya yang sudah semua beruban itu. Mengetahui bahwa usianya sudah lebih dari 85 tahun, saya berbisik dalam hati, “Inilah nenek-nenek yang berusia 85 tahun, tapi tanda-tanda usia muda ada dalam dirinya.”
Kemudian, yang membuat penasaran saya adalah mengapa beliau bisa seperti itu. Untuk menjawabnya, saya tidak harus menanyakan langsung kepada dia, apa rahasianya. Dari aktivitas dia sehari-hari yang saya yang lihat saja, saya sudah tahu jawabannya. Salah satunya adalah aktif bergerak atau olahraga.
Nah, seperti ibu itu, apa sebabnya olahraga dapat membuat seseorang lebih muda dari usia kronologisnya? Iniah jawabannya.
1. Olahraga mencegah pengeroposan tulang dan atrofi otot.
Saya sering memeriksa pasien, usia masih sekitar 60-65 tahun, bahkan lebih muda dari itu. Tapi, otot-otot pahanya sudah mengecil, tulang pahanya sangat mudah teraba. Kata pasien sendiri, “Paha saya seperti menciut Dokter, dan saya juga semakin pendek”.
Secara teoritis, kenyataannya memang begitu, sekitar usia 30 tahun massa otot kita mulai berkurang, kira-kira satu persen setiap tahunnya. Tulang juga begitu, tulang selalu mengalami penghancuran dan pembentukan. Pada usia 40 tahun keseimbangan ini mulai terganggu, dan tulang mulai keropos, dan semakin mudah patah seiring dengan bertambahnya usia.
Nah, Olahraga mencegah ini semua, bahkan olahraga dapat meningkatkan massa tulang dan otot. Massa tulang dan otot yang padat akan mencegah fraktur tulang, dan dapat mempertahankan postur tubuh yang normal. Postur yang normal, dada yang tetap bidang, tidak bungkuk, tinggi badan tidak begitu berkurang, tentu akan membuat Anda kelihatan lebih muda. Di atas massa otot yang padat, kulit yang lembek, menggelayut juga akan berkurang.
Semakin berotot Anda, maka tubuh secara keseluruhan juga membutuhkan kalori yang lebih banyak. Sehingga mengurangi risiko bertambahnya berat badan seiring dengan bertambahnya usia Anda, atau perut Anda tidak ikut buncit, fenomena yang umum kita lihat bila seseorang mulai menginjak usia 30 tahun.
2. Olahraga dapat mencegah risiko penyakit-penyakit yang terkait dengan penuaan.
Aktivitas fisik seperti jogging, lari, sepeda, renang, yang dikenal juga dengan olahraga aerobik atau olahraga kardiovaskuler, berpengaruh positif terhadap sistem kardiovaskuler Anda. Sistem kardiovaskuler yang baik meningkatkan kemampuan tubuh menggunakan oksigen, dan mendistribusikannya lebih baik pula ke seluruh tubuh. Sehingga, kalau anda mungkin perlu berjalan lebih cepat, berlari kecil sambil mendorong bagasi anda ketika khawatir ketinggalan pesawat, bermain kejar-kejaran dengan cucu anda, harus naik tangga beberapa lantai, napas Anda tidak akan cepat memburu. Kalau Anda dapat melakukan ini, walau usia Anda sudah 70 tahun lebih, Anda berarti masih muda
Olahraga kardiovaskuler menurut penelitian juga dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), menurunkan kolesterol jahat (LDL), yang membantu memproteksi penyakit jantung koroner. Olahraga juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi risiko pertambahan berat badan, menurunkan risiko diabetes, dan mengurangi inflamasi yang dianggap berkaitan erat dengan beberapa penyakit kronis yang sering ditemui bersamaan dengan bertambahnya usia.
Seperti diketahui, dengan meningkatnya usia seseorang ada kecendrungan berat badan yang semakin bertambah. Pada laki-laki mencolok terlihat dengan perut yang semakin buncit, dan biasanya mulai pada usia 30-40 tahun, dan pada wanita kecenderungan ini terjadi setelah menopause. Peningkatan berat badan karena penumpukan lemak dalam rongga perut ini yang dikenal sebagai intra abdominal fat, merupakan faktor risiko penting penyakit kronis, seperti sindroma metabolic, diabetes melitus, hipertensi, penyakit kardiovaskuler, Alzheimer’s dan bahkan keganasan.
Jadi, kalau beberapa penyakit kronis yang menjadi penyebab utama kesakitan, dan kematian seiring dengan bertambahnya usia kita dapat dicegah, ditunda, maka tanda-tanda penuaan seperti cacat, pikun akibat komplikasinya juga dapat dihindari, atau pailng tidak ditunda.
3. Olahraga memperlambat penuaan pada tingkat seluler.
Rambut yang memutih, kulit keriput, menipis, bintik-bintik penuaan pada kulit hanyalah bagian luar proses penuaan yang kasat mata, atau yang tampak di luar. Proses penuaan itu sebenarnya terjadi dalam sel-sel tubuh kita. Olahraga mencegah dan memperlambat penuaan pada tingkat sel itu, berlainan dengan operasi plastik yang mengencangkan kulit pada permukaan saja, sementara penuaan dalam sel itu tidak tersentuh sama sekali.
Disamping itu, sirkulasi darah yang lebih baik karena olahraga mempermudah pembuangan sisa-sisa sampah pembakaran dalam sel tubuh manusia. Keringat yang bercucuran waktu kita olahraga merupakan salah satu cara tubuh membuang sisa-sisa sampah pembakaran sel (detoksikasi), yang membuat kita merasa lebih segar dan tidur lebih nyenyak setelah olahraga.
Dalam struktur sel tubuh, ada yang dikenal namanya dengan “telomer”, suatu bagian di ujung DNA yang berfungsi seperti jam kehidupan sel. Panjang-pendek telomer ini menggambarkan umur dan fungsi sel. Semakin panjang telomer ini, semakin panjang pula umurnya, begitu sebaliknya. Nah, penelitian menunjukkan bahwa telomer pada kelompok mereka yang berolahraga secara teratur lebih panjang dibandingkan dengan mereka yang mempunyai gaya hidup santai.
Penelitian di Universitas Colorado membandingkan sel darah putih penduduk usia 55- 72 tahun yang aktif melakukan olahraga kardiovaskuler dengan kelompok sebaya tapi tidak aktif, dan kelompok muda usia 18-32 tahun yang melakukan olahraga teratur. Hasilnya adalah bahwa telomer pada kelompok mereka yang berolahraga lebih panjang dari kelompok sebaya dengan gaya hidup santai, dan telomernya tidak berbeda bermakna dengan kelompok usia muda yang juga berolahraga teratur (Bob Greene,2011: 20 years younger).
Jadi, disamping tiga hal utama di atas, sirkulasi darah yang lebih lancar, mood yang lebih baik, berkurangnya stress, tidur yang lebih nyenyak, risiko pikun yang lebih kecil pada mereka yang berolahraga secara teratur, dapat membuat mereka lebih muda dari usia yang sebenarnya.
Karena itu, kalau ingin tetap tampil muda, berolahrgalah secara teratur, bukan memoles, menambal muka Anda.