YANGON, SERUJI.CO.ID – Myanmar, pada Selasa (10/10), melakukan usaha pertamanya untuk memperbaiki hubungan antara umat Buddha dan Islam sejak kekerasan yang mematikan terjadi pada Agustus dan memicu eksodus sekitar 520.000 orang Muslim Rohingya ke Bangladesh.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah mengecam tindakan keras militer Myanmar yang keji terhadap Muslim Rohingya, –yang beralasan tindakan militer tersebut sebagai respon atas serangan kelompok militan Rakhine. PBB beranggapan tindakan militer Myanmar tersebut sesungguhnya sebagai “pembersihan etnis” yang ditujukan untuk mengusir Muslim Rohingya dari desa-desa mereka di Myanmar.
Hingga saat ini, gelombang baru pengungsi terus memasuki Bangladesh, termasuk sekitar 11.000 orang pada Senin (9/10).
Meskipun mendapat kecaman internasional terhadap krisis pengungsi, kampanye militer terus berlangsung dan begitu populer di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha, dimana hanya ada sedikit simpati untuk Muslim Rohingya, dan bagi umat Islam pada umumnya. Nasionalisme umat Buddha militan Myanmar telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Kali ini, partai pemimpin pemerintah Aung San Suu Kyi mengambil langkah pertama untuk mencoba meredakan permusuhan dengan acara doa bersama di sebuah stadion di kota terbesar di Yangon, yang diikuti umat Buddha, Muslim, Hindu, Kristen dan lain-lain.
Ribuan orang memadati tribun stadion untuk mendengarkan seruan persahabatan yang disampaikan secara bergantian oleh para tokoh agama Buddha, Hindu, Kristen dan Islam.
“Bebas dari tindakan membunuh satu sama lain, bebas dari saling menyiksa, bebas dari dihancurkan atau menghancurkan satu sama lain,” ujar kepala biarawan Buddha Yangon, Iddhibala, dihadapan ribuan orang yang hadir.
Sambil menuruni podium, Iddhibala berjabat tangan dengan pemimpin Muslim Myanmar Hafiz Mufti Ali.
“Semua warga negara harus berkolaborasi dalam persahabatan dan bekerja untuk negara,” ujar Ali, serta menambahkan pernyataannya bahwa kebebasan hidup, kebebasan berserikat, kebebasan beragama, mutlak diperlukan negara untuk memenuhi semua hak.
Muslim Rohingya telah menyematkan harapan akan perubahan pada partai Suu Kyi, namun telah mewaspadai tekanan dari umat Buddha yang militan di Myanmar. Apalagi kebijakan Suu Kyi yang tidak melibatkan kandidat Muslim dalam pemilihan 2015 lalu. (Reuters/Ant/SU02/Efka)
Sdh byk bantai org kok bru skrg mo islah waras ga tu org
Silahkan buka data brp orang yg meninggal…hukum harus tetap jalan, begitu pula Islah