KENDARI, SERUJI.CO.ID – Gubernur Sulawesi Tenggara H Ali Mazi sangat kecewa dan marah banyak pejabat di daerahnya cenderung menganggap remeh usaha serius memberantas narkoba. Padahal, peredaran narkoba dan jumlah pemakainya di Sultra, menurut pantauan Gubernur, sudah berada di titik sangat memprihatinkan.
Narkoba di Sultra tidak saja mengancam generasi muda, tetapi juga mengancam pejabat dan aparat penegak hukum. Untuk itu rapat-rapat yang membahas upaya pemberantasan narkoba sengaja selalu melibatkan pejabat.
“Tetapi heran, sekali diundang untuk ikut rapat malah tidak datang. Pejabat macam apa itu. Memalukan…,” ujar Gubernur dalam nada marah ketika menyampaikan sambutan pembukaan Rapat Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Anti Narkoba di Kendari, Kamis (7/2).
Menurut orang nomor satu di Pemprov Sultra itu, Rapat Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Anti Narkoba sangat penting. Bukan saja karena rapat tersebut langsung diberikan pimpinan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sultra, Brigjen Pol Bambang Priyambadha, tetapi muatan undangan itu langsung memikirkan usaha pemberantasan narkoba yang saat ini berada di titik sangat rawan di Sultra.
“Saya sendiri menilai rapat ini sangat penting, makanya meski ada undangan agar saya ke Surabaya, saya memilih hadiri Rapat Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Anti Narkoba ini. Saya dengar kabar pihak BNNP sudah mengundang semua pejabat pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Sultra, tetapi kenapa mereka tidak hadir?” tanya Gubernur yang dikemudian dijelaskannya, tidak menghadiri rapat yang diberikan BNNP sama artinya meremehkan usaha-usaha serius pemberantasan narkoba.