SERUJI.CO.ID – Suatu hari di ruang praktek saya, seorang Ibu menyampaikan ke khawatirannya. “Saya khawatir sekali Anak saya nanti menderita diabetes juga dokter,” kata Ibu tersebut dengan wajah cemas.
“Lho, kenapa?” tanya saya.
“Saya menderita diabetes, dua orang saudara saya dengan penyakit yang sama. Bahkan, Kakak saya yang paling tua meninggal tidak berapa lama setelah salah satu kakinya diamputasi. Menurut yang saya dengar, diabetes itu disebabkan oleh faktor turunan. Dan, Ibu saya memang menderita diabetes juga dulu waktu masih hidup. Dan, anak tetangga saya yang masih muda sekali juga menderita diabetes dokter. Ini yang membuat saya takut dokter,” cerita pasien.
“Diabetes melllitus tipe 2 seperti yang Ibu alami salah satu faktor risikonya memang faktor turunan. Jadi bila Ibu menderita diabetes, kemungkinan anak Ibu menyandang penyakit diabetes juga lebih besar. Hanya kemungkinan, bukan harus. Anak Ibu tidak harus menderita diabetes seperti Ibu. Bagaimana dia beraktufitas sehari-hari, olaharaga, menjaga berat badan, menjaga makanan, minuman yang masuk ke dalam mulutnya akan menentukan apakah anak Ibu akan menyandang penyakit yang sama atau tidak. Dan, itu juga sangat bergantung kepada Ibu,” saya mencoba meyakinkan.
Diabetes tipe 2 dulu dikenal dengan “Adult Onset Diabetes,” karena hanya didapatkan pada mereka yang sudah dewasa atau usia 45 tahun ke atas. Tapi dalam beberapa dekade yang lalu, istilah ini sudah mulai ditinggalkan karena ternyata sekarang anak-anak, remaja, dewasa mudapun sudah banyak menjadi penyandang Diabetes tipe ini.
Diabetes tipe 2 pada anak-anak, seperti halnya pada orang dewasa sebenarnya dapat dicegah. Dengan menjaga diet yang sehat, mempertahankan berat badan normal, aktifitas fisik yang cukup, kemungkinan menderita penyakit dapat dikurangi.
Riva Greenberg dalam bukunya, “50 Diabetes Myth Than Can Ruin Your Life and the 50 Diabetes Truths That Can Save It,” memberikan langkah-langkah praktis atau Tips untuk mengurangi kemungkinan anak-anak kita menderita Diabetes Mellitus.
Berikut tipsnya;
- Siapkan sarapan pagi yang sehat, dan biasakan malam makan bersama dengan keluarga.
- Kurangi, dan hindari minuman yang banyak mengandung gula dan pemanis, termasuk juis.
- Sajikan lebih banyak sayuran, buah-buahan, gandum utuh, dan kurangi junk food.
- Untuk makan malam, isi sebagian besar piring anak anda dengan bermacam aneka sayuran berwarna.
- Sediakan bermacam pilihan makanan sehingga anak anda tidak bosan, tetapi tetap batasi jumalahnya.
- Sekali dalam seminggu, boleh sediakan makanan yang manis.
- Hindari makan di depan televisi, jangan biarkan anak anda melakukannya.
- Batasi waktu anak anda meononton TV, dan menggunakan komputer tidak lebih dari dua jam sehari.
- Biasakan semua keluarga melakukan aktifitas fisik bersama.
- Bawa anak-anak bermain di taman, berlari-lari di sekelilingnya, atau main apa saja.
- Anak-anak perlu melakukan aktifitas fisik, atau olahraga paling tidak 60 menit setiap hari. Dan, menurut penulis lain Anak-Anak harus melangkah lebih dari 10.000 langkah setiap harinya.
Nah, disamping tips di atas, yang juga sangat penting diketahui adalah bahwa orang tua adalah idola, “role model” bagi anak-anak anda. Berikan mereka contoh gaya hidup yang sehat, niscaya mereka akan melakukan hal yang sama. (SU01)