Bertema Global Culture, event Surabaya Fashion Trend 2017 banyak menampilkan koleksi terinspirasi dari warisan budaya Indonesia. Salah satunya adalah rancangan Lita Berlianti. Lita menjadikan kain sasirangan yang asli dari Banjarmasin sebagai salah satu bahan dari baju yang ia tampilkan di event fashion spektakuler pada Sabtu(4/3).

Sayangnya, masih banyak yang mengira kain yang proses pembuatannya dilakukan lewat proses Tie Dye atau ikat celup ini sebagai kain Shibori dari Jepang, padahal itu asli warisan nusantara. “Sasirangan ini memang identik dengan Shibori. Padahal itu kain asli dari Banjarmasin,” tegas desainer Lita.

Agar kain sasirangan ini makin akrab dengan penikmat fashion Indonesia, khususnya warga Surabaya, Lita menghadirkan delapan rancangannya yang diperagakan di runway, atrium Ciputra World Mall Surabaya. Lita mengangkat tema La Belle Galuh yang bermakna “Si Cantik Galuh”. Galuh sendiri adalah panggilan kesayangan untuk gadis Banjar. Sedangkan La Belle diambil dari bahasa Perancis yang artinya cantik. .

“Saya memang terinspirasi kecantikan gadis-gadis Banjar yang karakternya riang dan pantang menyerah. Selain itu alam Banjarmasin dengan sungainya yang berkelok-kelok dan hutan yang terkenal paling kaya ragam tumbuhannya di dunia,” bebernya.

Sisi ini pula yang kemudian diaplikasikan Lita dalam rancangannya yang menggunakan bahan kain sutra, organza, serta sifon. Warna yang dipilih adalah hijau tosca dan biru serta kream untuk menggambarkan warna langit, tumbuhan, serta Sungai Barito yang merupakan sungai terbesar di Banjarmasin.

Untuk koleksinya tersebut, Lita meracangnya dalam bentuk cullot bersiluet I yang ramping dan abaya serta gaun siluet A. Ciri khas desain Lita yang selalu tampil androgini (feminine-maskulin) kembali hadir dalam konsep busana mix n match yang berkesan semi formal serta gaun elegan.

Secara keseluruhan, Lita berusaha memberikan insight trend 2017 dalam koleksi bernuansa klasih Eropa namun tetap edgy.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama