Zaman ini kita dihadapkan pada kecanggihan ilmu manusia. Percepatan perkembangan tekhnologi hampir tak bisa diikuti. Suatu barang yang kemaren masih baru, dalam hitungan bulan telah tertinggal karena telah keluar pula model terbaru. Berbagai jenis barang disuguhkan dihadapan kita. Mulai dari periuk yang bisa digunakan untuk memasak, menyimpan dan menghangatkan nasi, sampai telepon genggam yang dapat digunakan bukan hanya untuk menelepon, tapi dapat digunakan sebagai kamera foto dan video, internet dan menggambar serta mengirimnya ketempat yang entah berapapun jauhnya di muka bumi ini dalam beberapa detik. Setiap hari kita disuguhkan berbagai barang komsumtif yang akan mengeruk kantong. Orang menyebut, zaman ini adalah peradaban ilmiah. Benarkah demikian?
Sebenarnya peradaban yang kita pakai saat ini adalah beradaban yang bermula dari teori dan berakhir dengan hipotesa. Teori adalah sebuah spekulasi sedangkan hipotesa adalah teori yang belum terbukti. Jadi peradaban ini dimulai dengan suatu keraguan dan berakhir dengan ketidak pastian. Nilai yang dihasilkannya pun relatif. Kebenaran hari ini bisa jadi sebuah kesalahan di hari lain. Kebenaran disuatu tempat, bisa jadi kemungkaran ditempat lain.
Islam, diawali dengan kepastian dan diakhiri dengan kesempurnaan. Peradaban Islam diawali dengan wahyu Allah. “ Kebanaran itu adalah dari Tuhanmu. Sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang yang ragu” ( QS Al Baqarah 2 : 147 ). Wahyu telah membimbing para generasi awal Islam menjadi orang yang mampu membangun perdaban yang belum ada tandingannya sampai saat ini. Islam punya standar nilai ilahiayah yang kebenarannya sepanjang zaman dan tidak terikat dengan batas negara.
Dengan dasar Al Qur’an kaum muslimin pada saat itu dengan penuh kesungguhan melakukan yang terbaik untuk Islam. Mereka berlomba menggali ilmu yang telah terbenam berabad-abad. Mereka lakukan eksperimen untuk membuktikan hipotesa. Mereka berjuang dengan gigih tanpa mengenal lelah untuk kejayaan Islam. Motivasi mereka hanya ridha Allah dan imam mereka Al Qur’an. Dengan inilah mereka mampu membangun masyarakat yang menjadikan Allah sebagai ilahnya, Al Qur’an dan sunah rasul sebagai pedoman hidupnya, menjunjung tinggi perdamaian, melindungi yang lemah dan menghormati yang kuat.
Islam dimulai dari turunnya wahyu pertama ( QS Al Alaq 96: 1-5 ) dan ditutup dengan kesempurnaan ( QS Al Maidah 5 : 3 ). Peradaban modern menjadikan manusia kembali primitif. Peradaban Islam menjadukan manusia berbudaya. (Elfizon Amir)