Kaum Kafir Tidak Dapat Mengelak dari Kekalahan
Keyakinan, ketawakalan, dan ketaatan Rasulullah saw. kepada Allah terlihat dalam setiap perkataan dan perbuatan beliau. Meski dalam keadaan tersulit sekalipun, Rasulullah saw, percaya bahwa Allahakan membantu beliau. Beliau selalu yakin bahwa di mana pun adanya, kaum beriman akan meraih kemenangan dan kaum kafir akan terkalahkan. Rasulullah saw. menyatakan dalam hadist beikut, “Apa pun yang telah ditentukan kepadamu pasti akan terlaksana dan kamu tidak dapat melarikan diri darinya.”
Selain peringatan tersebut, Allah juga mengingatkan kaum kafir akan hari Akhir, Allah berfirman,”Dan mereka berkata,”Apabila kami telah menjadi tulang-belulangdan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?’ katakanlah (Muhammad), Jadilah kamu batu atau besi atau menjadi makhluk yang besar (yang tidak mungkin hidup kembali)menurut pikiranmu. ‘Maka mereka akan bertanya, ‘Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?’ Katakanlah, ‘Yang telah menciptakan kamu pertama kali.’ Lalu, mereka akan menggeleng-gekengkan kepalanya kepadamu dan berkata. ‘Kapan (kiamat) itu (akan terjadi?)’ Katkanlah, Barangkali waktunya sudah dekat.” (QS Al-Isra’, 17:49-51)
Hal ini karena mereka menyangkal akan adanya hari Akhir. Allah juga juga memperingatkan kaum kafir akan neraka, perhatikan ayat berikut, “Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang orang yang membacakan ayat-ayat kami di hadapan mereka. Katakannlah, apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka? Allah telah mengancamnya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. ( Harun Yahya, Insan Teladan Sepanjang Jaman: Nabi Muhammad saw, 2006)
Ajakan Beriman dan Beramal Saleh dari Orang Beriman
“Dan wahai kaumku! Bagaimanakah ini, aku menyerumu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeruku ke neraka?” QS Gafir, 40: 41
Allah Swt. mewajibkan kepada seluruh manusia untuk beragama Islam. Setiap yang mengetahui keberadaan agama ini akan ditanya di akhirat kelak apakah dia patuh kepada Al-Qur’an atau tidak.
Menyeru kepada jalan benar merupakan salah satu kandungan Al-Qur’an. Oleh karena itu, orang yang menjalankan agama Allah harus menyampaikan moral-moral Islam kepada orang lain, mengajak mereka ke jalan yang benar, mengajak mereka berbuat baik dan mencegah mereka berbuat salah. Di dalam Al-Qur’a, Allah menyampaikan perintah berikut ini.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegahdari yang mungkar; merekalah orang-orang yang mendapat keberuntungan.” (QS Ali Imran, 3: 104; Harun Yahya, Cara Cepat Meriaih Keimanan, 2001)
Orang-orang beriman memiliki iman kesatria karena mereka merindukan moral terpuji. Inilah sebabnya, terlepas dari penampilan ragawi, orang-orang beriman pun menaruh perhatian besar pada penyucian jiwa mereka dengan cara menjauhi semua keburukan yang muncul dari kelalaian dan mengajak orang lain untuk mengikuti hal yang serupa.
Misi utama dalam kehidupan mereka adalah untuk mengajak orang lain bergabung dalam kebaikan (makruf) dan menjauhi keburukan (mungkar), serta menyampaikan kepada semua manusia tentang kebesaran, keperkasaan, dan kekuasaan Allah. Imbalannya, semua usaha keras itu hanyalah demi mendapatkan dan meraih ridha Allah semata. Selain dari itu, orang beriman tidak mengharapkan keuntungan duniawi sedikit pun, yang diharapkan adalah keuntungan ukhrawi. (Harun Yahya, Keindahan dalam Kehidupan, 2003)