SERUJI.CO.ID – Dalam satu riwayat hadits, Rasulullah SAW berlindung kepada Allah SWT dari dua hal yang dianggap mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan akhirat seseorang, yaitu kekufuran dan utang.
Sy. Abi Sa’id Al-Khudri RA menyatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aku berlindung kepada Allah dari kekufuran dan utang.”
Seorang shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau samakan kekufuran dengan utang?”
“Ya,” sabda beliau SAW. (HR. An-Nasa’i dan Al-Hakim).
Ternyata, urusan utang itu bukan sesuatu yang ringan, namun ada implikasi negatif bagi orang yang memiliki utang, namun lalai terhadap tanggungannya.
Sy. Abdullah bin ‘Amr RA memberitahukan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Semua dosa orang yang mati syahid itu diampuni, kecuali jika memiliki utang.” (HR. Muslim).
Hampir setiap muslim yang hakiki akan mendambakan mati syahid, karena keagungan pahalanya. Namun dengan agungnya pahala mati syahid tersebut, ternyata tidak mampu menghapus tanggungan utang jika sengaja tidak dilunasinya.
Sy. Muhammad bin Abdullah bin Jahsy mengutarakan, bahwa Rasulullah SAW duduk di tempat jenazah akan dimakamkan. Lalu beliau SAW menengadahkan wajahnya ke langit, kemudian menundukkan kepalanya. Setelah itu meletakkan tangannya di atas kening dan bersabda, “Subhaanallaah, subhaanallaah, (Mahasuci Allah, mahasuci Allah). Tiada diturunkan sesuatu yang berat sampai besok pagi.”
“Apakah yang dimaksud dengan sesuatu yang berat itu?” tanya shahabat.
“utang,” sabda beliau SAW.
”Demi Tuhan yang memegang diriku, sekiranya seseorang terbunuh di jalan Allah, kemudian ia dapat hidup kembali, lalu ia terbunuh, tetapi ia mempunyai utang, maka ia tidak akan dapat masuk sorga sampai utangnya itu dibayar lunas.” (HR. An-Nasa’i, Ath-Thabarani, dan Al-Hakim).