Berbicara keindahan alam Sumatera Barat, memang tidak ada duanya. Disetiap sudut ranah ini selalu ada pesona yang menakjubkan. Sudah banyak yang dipublikasikan, namun lebih banyak lagi yang masih terlupakan.
Kali ini kami mengajak pembaca mengunjungi sebuah tempat yang eksotik diranah bundo ini. Yakni Silokek di kenegarian Durian Gadang, kabupaten Sijunjung Sumateta Barat.
Untuk sampai ke Silokek, kita hanya menempuh perjalanan kl 20 km dari kota Muaro Sijunjung ibukota Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat atau 140 km dari kota Padang. Bagi yang dari Pekan Baru, bisa mengambil jalan pintas melalui Batusangkar. Terus ke Muaro Sijunjung melalui Tanjung Ampalu.
Jalan sampai kota Muaro Sijunjung dengan lebar aspal 5 meter membuat kita leluasa di jalan. Dari Kota Muaro Sijunjung ke Silokek aspal hotmix selebar 3 meter. Dibeberapa tempat aspal diganti dengan beton. Sebagai tempat wisata alternatif dan belum banyak diketahui orang menyebabkan kita tidak menemukan kemacetan walau jalan kecil.
Keindahan alam Silokek, membawa kita seakan berada di sungai Yangtze yang bermata air di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet.
Sungai Kuantan yang menjadi muara Batang Sinamar dan Batang Ombilin diapit oleh tebing curam. Bayang-bayang bukit dan hutan yang hijau terpantul di permukaan sungai membuat air sungai tampak jernih dan hijau. Cadas di puncak bukit bagaikan salju, menambah keindahan Silokek.
Jika ingin berdayung menikmati aliran sungai, pengembang wisata juga menyediakan perahu karet. Satu perahu bisa diisi 5 – 6 orang.
Wisatawan berperahu di sungai akan merasa seperti terkepung oleh warna hijau. Udara di sana sangat segar dan suasana amat sunyi. Sebentar-sebentar terdengar kicau burung atau bunyi siamang. Suasana ini membuat wisatawan merasa jauh di luar hiruk-pikuk keramaian dunia.
Bukan hanya keindahan sungai, Silokek juga menawarkan keindahan Ngalau Basurek. Dengan membayar Rp 5.000 perorang, kita diperkenankan masuk ngalau. Di dalam ngalau terasa sejuk. Berbekal penerangan senter kita bisa masuk lebih dalam. Di dalam ngalau terdapat air mengalir bagaikan anak sungai.
Belum lengkap jika kita berkunjung ke Silokek, tapi tidak menyempatkan diri ke Silukah. Di Silukah terdapat sebuah lokomotif uap peninggalan Jepang.
Keretapi yang diproduksi tahun 1938 ini menjadi saksi bisu bahwa pembangunan rel keretapi dimasa penjajahan sudah sampai jauh ke pedalaman sumatera. Mungkin karena faktor keuangan dan teknologi pembangunannya belum dilanjutkan sampai saat ini.
Selamat liburan, semoga terkesan.