Saat ini, mayoritas kalangan awam dalam ilmu agama, seringkali menjadi sasaran empuk bagi para oknum ‘setan gundul’ (meminjam istilah Pak Harto) yang berbaju sebagai tokoh Islam, namun sengaja melancarkan tipu daya dalam mengelabuhi masyarakat awam, dan menjadikan mereka sebagai sasaran tembak, demi memenuhi hasrat pribadi.

Baik itu dalam dunia partai politik, rebutan jabatan di pemerintahan, dunia keormasan, bahkan dalam dunia dakwah yang berkonotasi keduniaan, maka, kalangan awamlah yang akan dimanfaatkan,

Sy. Jabir RA mengutarakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Janganlah kamu belajar (dengan tujuan) untuk membanggakan diri di hadapan para ulama, atau untuk mengelabuhi orang-orang bodoh (awam), atau untuk mencari kedudukan (pangkat). Barangsiapa yang melakukan (salah satu dari ketiga) hal itu, maka tempat yang utama baginya adalah neraka.” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Barangsiapa mempelajari suatu ilmu bertujuan memperoleh kekayaan dunia, padahal seharusnya dengan ilmu itu mencari ridha Allah, maka pada hari Qiamat kelak dia tidak akan mencium bau sorga. “ (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Ibnu Hibban).

Di sisi lain, patut disayangkan, masih banyak di kalangan awam yang justru merasa cukup untuk berkiblat dan mengikut secara pasrah bongkokan kepada tokoh figur publik, seakan hidupnya apa kata sang tokoh idola, namun tanpa mau mempelajari background tokoh yang menjadi panutan hidupnya itu, apakah aqidahnya sudah benar sesuai standar syariat, atau justru menyimpang jauh dari ajaran Islam.

Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Sy. Anas bin Malik RA mengatakan, sungguh Rasulullah SAW bersabda, “Menutut ilmu (belajar) adalah kewajiban bagi setiap muslim. Sedangkan mengajarkan ilmu (kepada yang) bukan ahlinya adalah seperti mengalungi babi dengan batu berlian, mutiara dan emas.” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama