Sebuah realita ditengah masyarakat saat ini adalah begitu banyaknya orang menawarkan dan mencari magnet untuk penyembuhan penyakit. Apakah benar magnet dapat menyembuhkan penyakit? Apa saja jenis penyakit yang dapat disembuhkannya? Apakah penyembuhan penyakit oleh magnet hanya sebuah mitos atau hasil kajian ilmiah?
Proses pengobatan
Di dunia kedokteran dikenal bahwa setiap penyakit yang diderita seseorang, ada penyebabnya dan ada gejala yang ditimbulkannya. Dengan demikian, dokter juga memberikan pengobatan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan penyakit dan obat untuk menghilangkan penyebab penyakit tersebut.
Suhu badan tinggi, batuk, pilek dan sakit kepala merupakan gejala dari suatu penyakit pada seorang pasien. Sedangkan penyebabnya mungkin berupa infeksi pada saluran nafas penderita. Gejala yang ditimbulkan oleh suatu penyakit, jarang yang tunggal. Sesak nafas yang dikeluhkan akan disertai dengan gejala lain. Gejala penyerta ini tergantung dengan organ tubuh bagian mana yang sakit. Jika diikuti dengan muka pucat, jantung berdebar serta telinga berdengung, maka penyebab sesak nafasnya adalah kekurangan darah. Namun bila sesak nafas disertai dengan batuk dan suara nafas yang menciut, ini terjadi akibat penyempitan saluran nafas pada asma brokhial.
Disamping hal yang dikeluhkan pasien, ada kelainan ojektif yang dapat ditemukan pada fisik penderita. Seperti denyut jantung cepat dan kaki sembab dapat ditemukan pada pasien sesak nafas akibat payah jantung. Nafas bau urea dengan air seni berkurang ditemukan pada pasien sesak nafas akibat gagal ginjal. Untuk mendapatkan data objektif ini lebih banyak guna mendukung diagnosa, dokter membutuhkan berbagai alat bantu diagnostik. Alat yang digunakan dapat berupa stetoskop, tensi meter, rontgen, CT Scan, MRI dan berbagai jenis pemeriksaan laboratorium.
Apakah magnet dapat menyembuhkan penyakit? Apakah yang dihilangkannya gejala penyakit atau penyebabnya? Secara psikologi mungkin saja magnet dapat menghilangkan keluhan yang dirasakan pasien. Rasa sakit sebagai contoh, dapat berkurang bahkan bisa hilang. Karena rasa sakit yang dirasakan seseorang berkaitan dengan ambang rangsang yang dipunyainya. Perasaan yakin terhadap sesuatu, dapat meningkatkan ambang rangsang saraf sensoris sesesorang dan rasa sakit akan berkurang. Dokter untuk menghilangkan atau menurunkan rasa sakit yang diderita pasiennya, akan memberikan obat yang bekerja menghambat hantaran rasa sakit. Namun disamping memberikan obat yang berfungsi menurunkan rasa sakit, dokter juga memberikan obat yang menghilangkan penyebab penyakit tersebut. Ini dilakukan karena walau telah diberikan obat pengurangi rasa sakit, jika penyebab dari penyakit tersebut tidak diatasi maka penyakitnya tidak akan pernah sembuh.
Bagaimana pengaruh magnet terhadap zat besi dalam tubuh?
Secara ilmiah jika suatu zat kimia bereaksi dengan zat kimia lain maka sifat zat kimia tersebut akan berubah. Sebagai contoh, Hidrogen dan oksigen. Hidrogen dan oksigen adalah dua zat kimia dalam bentuk gas yang tidak berwarna, tidak berasa dan mudah terbakar. Namun ketika keduanya bereaksi dan menghaslkan H2O ( air ) maka wujudnya berobah jadi cair dan sangat berguna untuk kehidupan serta dapat digunakan untuk memadamkan api.
Demikian juga dengan zat besi. Zat besi dalam sel darah merah terdapat pada hem yang bereaksi dengan globin menjadi hemoglobin. Dengan adanya reaksi ini semua sifat awal zat besi ( Fe ) telah hilang dan punya sifat baru sebagai hemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut O2 dan CO2. Pembentukan hemoglobin ini terjadi di sumsum tulang. Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa rata-rata mengandung 3 – 5 gr zat besi dan setiap 1 cc darah menandung + 0,5 mg zat besi. Dengan perobahan sifat dan bentuk ini, magnet tidak akan berpengaruh pada zat besi yang ada dalam tubuh manusia.
Sama halnya dengan daun ubi kayu yang banyak mengandung zat besi. Karena zat besi telah berikatan dengan glikoprotein, magnet tidak dapat mempengaruhinya. Jika magnet berpengaruh terhadap zat besi dalam daun ubi kayu, maka daun ubi kayu akan mudah ditarik magnet. Jika zat besi dalam tubuh manusia dapat dipengaruhi magnet, tentu semua zat besi yang ada dalam hemoglobin akan berkumpul pada satu tempat dimana magnet ditempatkan. Ini akan berbahaya pada pemakainya karena aliran darah akan terganggu dan pernafasan pun ikut terganggu.
Bagaimana terhadap pembuluh darah? Pada pembuluh darah, proses yang terjadi adalah pengrusakan terhadap sel permukaan dalam pembuluh darah yang disebut endotel. Kerusakan endotel sering terjadi akibat kadar LDL kolesterol dan gula darah yang tinggi. Dalam jangka panjang terjadi penyempitan saluran dan penebalan pembuluh. Pada proses ini yang terlibat adalah zat organik. Bagaimana pengaruh magnit? Magnet tidak ada pengaruhnya terhadap zat organik.
Agar proses penyempitan saluran dan penebalan pembuluh darah berjalan lambat, dibutuhkan kadar LDL kolesterol normal ( < 150 mg% ) dan kadar HDL kolesterol nomal ( > 50 mg% ) serta kadar gula darah yang tidak tinggi ( 80 – 139 mg% ). Didunia kedokteran, dokter akan memberikan obat yang dapat menaikkan kadar HDL kolesterol dan menurunkan kadar LDL kolesterol. Pasien dianjurkan untuk merobah kebiasaan hidup dengan pola makan menu berimbang dan olah raga teratur.
Demikian juga pada penyakit lain seperti reumatik. Pada reumatik yang terjadi adalah proses peradangan sendi. Proses peradangan ini menyebabkan sendi menjadi sempit dan tekanan didalam sendi meningkat. Gejala yang timbul adalah sendi terasa nyeri, bengkak dan memerah. Proses peradangan juga merupakan proses organik yang tidak melibatkan mineral. Untuk mengobati reumatik diperlukan pemeriksaan selanjutnya guna menentukan penyebab timbulnya reumatik. Apakah disebabkan oleh osteoartritis, reumatoid artritis, gout artritis atau mungkin ada penyakit lain yang mendasarinya seperti SLE atau diabetes melitus
Mitos ataukah ilmiah?
Bagaimana dengan riwayat pemakaian magnet untuk pengobatan pada bangsa cina, mesir dan yunani kuno? Belum ada bukti ilmiah untuk itu. Baru yang ditemukan sebatas legenda. Ratu Clepatra tidur dengan meletakkan magnet di dahinya agar tetap kelihatan cantik dan awet muda. Ratu Elizabet I sering menggunakan magnet untuk mengobati penyakit sendi. Demikian juga yang terjadi India. Baru sebatas mitos yang belum dibuktikan secara ilmiah.
Di dunia kesehatan, sebuah obat bisa digunakan untuk mengobati penyakit, apabila telah terbukti secara ilmiah bermanfaat untuk pengobatan. Penelitian ilmiah ini membutuhkan waktu cukup panjang. Penelitian dimulai dari menggunakan tikus sebagai objek. Diteliti bagaimana cara kerja obat dan bagaimana proses yang dialami obat dalam tubuh. Setelah dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah baru digunakan pada relawan untuk penelitian pada manusia. Makin banyak subjek penelitiannya maka biasnya akan semakin kecil. Tidak cukup hanya dengan menggunakan pengalaman pribadi sipemakai yang lebih banyak subjektifitasnya dibandingkan objektifnya. ( Elfizon Amir )