“Esensi Islam tidak terletak pada Pakaian yg dikenakan tapi pada Akhlak yg dilaksanakan (Gus Dur)
Berhijab tp Korupsi, Najwa Sihab tak berhijab dapat Penghargaan Tokoh Publik Anti Korupsi.”
(Foto dua perempuan berhijab mengenakan rompi tahanan KPK)
-Di-tweet-kan oleh akun @syarman59 pada 15 Januari 2018 pukul 6.33 pagi. Sayangnya pada tanggal 18 Januari, tweet tersebut sudah tidak ada.-
Islam adalah agama yang mengatur manusia secara keseluruhan dalam segala dimensi kehidupan. Bahkan hingga ke kamar mandi saja, dalam Islam ada panduannya. Berislam itu kaffah, menyeluruh, tidak boleh dilakukan secara parsial dengan sengaja.
Termasuk berhijab adalah kewajiban bagi setiap muslimah baligh yang berakal sehat alias tidak gila.
Apakah mendiang Gus Dur pernah mengatakan/menuliskan seperti yg ditulis oleh akun Syarman tersebut? Mungkin yang tahu bisa bantu jawab di kolom komentar. 🙂
Sebagai pembaca yang membaca cuitan akun Syarman di atas, saya menangkap/memahami pesan yang disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Seakan-akan Islam hanya mengatur soal akhlak saja, tidak termasuk panduan dalam berpakaian. Seakan berpakaian tidaklah menjadi bagian penting dari Islam.
Padahal, aturan Islam itu menyeluruh. Tidak hanya soal akhlak. Tapi berpakaian juga. Keduanya adalah kewajiban muslimah: berakhlak yang baik dan berpakaian yang syar’i.
Islam itu, ibarat orang pakai pakaian ya pakai atasan ya pakai bawahan. Membaca tweet Syarman di atas seakan-akan begini; ga apa-apa nggak pake atasan yang penting udah pake celana. 😁🤦🏻♀
2. Dalam tweet di atas, membawa-bawa nama Najwa Shihab. Seorang muslimah, tokoh publik, yang hingga tulisan ini ditulis, yang bersangkutan tidak mengenakan jilbab. Di bawahnya diberi foto dua orang perempuan berhijab yang mengenakan rompi tahanan KPK.
Pesan implisit yang penulis tangkap adalah “percuma berhijab jika korupsi sehingga tidak masalah tidak berhijab asalkan tidak korupsi”. Ini sejalan dengan kebanyakan orang yang penulis temui yang berkata/berpikiran: yang penting hatinya dijilbabin. (Eh gimana caranya tuh 🤔🤦♀️)
Padahal, bagi muslimah yang baligh dan waras, berjilbab adalah kewajiban. Mau korupsi, mau tidak korupsi, ya tetap wajib berjilbab. Jilbab tidak ada korelasinya dengan korupsi. Kenapa ini selalu disandingkan? Tanya kenapa? 🙂
3. Maaf kata ya. Tweet di atas terasa janggal. Bagaimana Najwa bisa korupsi? Lha wong dia bukan pejabat publik. Jadi tidak fair jika dibandingkan dengan pejabat publik. Jaka sembung, Bos! Alias nggak nyambung. :p
Sampai di sini, point saya adalah sebagai muslim kita berkewajiban saling menasihati dalam menetapi kebenaran. Ketika ada yang mungkin lupa (atau sengaja) mengajak muslim untuk ingkar dari perintah Allah, maka kita sebagai muslim berkewajiban untuk mengingatkan dengan cara yang baik.
Demikian agar perintah berjilbab adalah kewajiban bagi muslimah, tidak coba diingkari dengan berbagai propaganda. 🙂
Cheers ^__^
Dyah Sujiati
Pemahaman yang tidak benar terhadap agama Islam, mengakibatkan statemen yang tidak benar macam itu. Dan ini menimpa sebagian besar muslim di negeri tercinta ini. Kuncinya hanya satu sebenarnya. pelajari Al Quran dan Hadits dengan sebenar benarnya belajar, sehingga menjadi paham sebenar benarnya paham.. baru bisa membuat statemen yang benar.