Pejabat terkait yang memanggil pihak RS besok, hendaknya fokus ke penyelidikan tentang tindakan medisnya di UGD, sudah benar atau tidak. Bukan cuma mengungkit-ungkit soal kenapa-kenapa “ditolak” masuk PICU, karena itu tidak relevan dengan kasusnya.

Dan pejabat yang tidak terkait, sebaiknya tidak asal komen kalau tidak tahu masalahnya.
Jangan asal ngomong, misalnya “Tutup saja RS yang tidak manusiawi.”

Eh pak, masih mending di Jakarta ada RS swasta yang ikut andil menyediakan ruang ICU/PICU dlsb.

Tengok noooh… di seluruh Indonesia buuaanyak rakyat yang sakit tidak punya akses ke ruang ICU/PICU karena fasilitasnya di daerah sampai sekarang belum tersedia. Bukannya itu TANGGUNG JAWAB NEGARA untuk menyediakan?

Gak malu kalau disebut negara tidak manusiawi?
Memangnya rakyat Indonesia itu cuma penduduk Jakarta aja?

Tidak apa-apa pak, silakan mengoreksi RS swasta. Kalau ada yang bengkok ya diluruskan. Asal jangan lupa bahwa ada tanggung jawab negara juga di situ.

Jangan sampai nanti dibilang orang: “Buruk muka, cermin tetangga dibelah”.

#please

 

*) Penulis adalah Dokter Spesialis Paru di RSUD Dr. HM Rabain, Muara Enim, Sumatera Selatan. Penulis Novel Profesi “The Doctor” (Mazola, Januari 2015).

(Efka)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama