AMERIKA, SERUJI.CO.ID – Jumlah pendatang meninggal akibat panas terik di perbatasan AS-Meksiko naik 55 persen dalam sembilan bulan belakangan setelah peningkatan jumlah anak-anak tanpa pendamping dan keluarga, yang mencoba memasuki Amerika Serikat secara gelap, kata pemerintah AS, Senin (25/6).
Kematian akibat panas, penyebab utama kematian pendatang di perbatasan barat daya AS, meningkat menjadi 48, naik dari 31 dalam masa sama pada 2017, kata juru bicara Perbatasan AS, Salvador Zamora.
Korban tewas diperkirakan meningkat dalam tiga angka selama bulan musim panas saat pendatang rentan dan tidak menyesuaikan diri berusaha menyeberangi lingkungan keras, menempatkan korban tewas di jalur perbatasan selama peningkatan tahun-ke-tahun pada 2018, kata Zamora.
Patroli Perbatasan mencatat kenaikan 12 persen tahun-ke-tahun dalam penangkapan pendatang dalam delapan bulan hingga 31 Mei, kata Zamora.
“Kami bersiap melampaui kematian terkait panas tahun lalu dan musim panas baru saja dimulai,” katanya dalam wawancara telepon.
“Demografi orang asing ilegal yang kami tangkap, rombongan keluarga, anak-anak tanpa pendamping, mereka jauh lebih rentan,” katanya.
Kelompok kemanusiaan seperti Border Angels yang berbasis di San Diego mengatakan, penyebab utama meningkatnya kematian adalah keamanan perbatasan yang lebih ketat dan penegakan hukum, seperti pengenaan kebijakan tidak ada toleransi baru-baru ini bagi pelintas perbatasan gelap. Hal itu telah mendorong para pendatang untuk melakukan perjalanan panjang melalui medan yang tidak bersahabat melalui titik penyeberangan jarak jauh.
“Kami melihat orang menyeberang di daerah lebih berbahaya. Jadi, meskipun ada lebih sedikit yang menyeberang, ada lebih banyak orang sekarat,” kata Enrique Morones, pendiri kelompok tersebut, yang relawannya memberikan air bagi pendatang. (Ant/SU02)