Di dalam diri Rasulullah Saw terdapat teladan yang mulia, termasuk dalam hal tertawa. Namun, Rasulullah Saw selalu menekankan agar jangan banyak tertawa karena akan membuat hati menjadi mati. Beliau bersabda, “Janganlah kalian memperbanyak tertawa karena memperbanyak tertawa bisa mematikan hati,” (HR At-Tirmidzi).
Sebagai manusia biasa, Rasulullah Saw juga pernah tertawa. Namun, cara beliau tertawa hanya sebatas tersenyum, bukan tertawa yang berlebihan, apalagi terbahak-bahak dengan suara yang keras. Suatu hari beliau berkata pada Umar bin Khattab, “Coba ceritakan kepadaku yang membuat aku tertawa dan membuat aku menangis.”
GIGI GERAHAM
Kemudian sahabat Umar bin Khattab pun bercerita bahwa sebelum memeluk Islam, ia menyembah patung yang dibuatnya dari manisan. Kemudian Umar meminta makanan dari patung yang ia sembah tersebut. Selesai menyembah patung itu, ia menuju dapur karena merasakan lapar. Akan tetapi, ia tak menemukan makanan di dapurnya. Maka, Umar kembali menuju patung yang tadi disembahnya. Umar kemudian memakan patung itu mulai dari kepala, tangan, hingga habis tak tersisa.
Mendengar cerita Umar, Rasul tertawa hingga kelihatan gigi gerahamnya. Beliau pun bertanya, “Dimana akal kalian waktu itu?”
Umar Menjawab, “Akal kami memang pintar, namun sesembahan kami yang menyesatkan kami.”
BANYAK TERSENYUM
Kehidupan Rasulullah senantiasa dihiasi dengan senyuman. Istri Rasulullah, Aisyah, menegaskan bahwa tidak pernah melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak sampai kelihatan anak lidah beliau. Rasulullah Saw merupakan manusia yang paling istimewa akhlaknya. Begitu juga dalam hal senyuman.
Para sahabat juga menjadi saksi kehidupan Rasulullah Saw yang penuh dengan senyuman. Abdullah bin Al Harist Ra menuturkan bahwa dirinya tidak pernah melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah Saw.
PADA TEMPATNYA
Meskipun beliau seseorang yang senantiasa menebarkan senyuman, namun beliau dapat menempatkan senyuman pada tempatnya. Bila peraturan-peraturan Allah SWT dilanggar, beliau bertindak tegas.
Aisyah menuturkan, suatu hari ia pernah menirai pintu rumah dengan kain tipis yang bergambar. Ketika Rasulullah pulang dan melihat gambar tersebut, Rasulullah langsung merobeknya, “Wahai Aisyah, sesungguhnya orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang meniru ciptaan Allah,” (HR Muttafaq ‘Alaih).