Di luar negeri, terutama di Perancis, hijab memang masih menjadi kontroversi. Bahkan, baru-baru ini muncul perdebatan panas antara dua calon Perancis berdebat tentang burkini. Dua calon terkuat pemilihan presiden Perancis saling menyerang dalam debat panas yang disiarkan televisi, khususnya tentang baju renang perempuan Muslim, burkini.

Calon garis tengah, Emmanuel Macron menyerang capres ekstrem kanan Marine Le Pen yang menyebut bahwa burkini adalah ancaman terhadap tradisi sekularisme Perancis. Menurut Macron, burkini hanyalah sekadar tata tertib berbusana di ruang publik.

Beberapa resort Perancis juga melarang baju renang itu musim panas lalu sebelum pengadilan administratif tertinggi Perancis menyebut larangan itu melanggar kebebasan asasi. Marine Le Pen mengatakan Perancis harus menentang multikulturalisme, tapi Macron menuduhnya memusuhi umat Islam di negeri itu.

Kontroversi soal burkini juga pernah terjadi ketika label fashion ternama Marks & Spencer (M&S) merilis burkini untuk pertama kalinya pada 2016 lalu. M&S merilis koleksi burkini atau pakaian renang berpotongan lengan panjang dan longgar yang dilengkapi jilbab di Inggris.

Brand fashion yang pertamakali didirikan oleh Michael Marks di Inggris pada 1884 ini menuai kontroversi karena meluncurkan burkini. Beberapa orang merasa senang dan antusias terhadap penjualan burkini yang dilakukan M&S. Bahkan koleksinya dikabarkan habis dalam satu hari setelah diluncurkan pada minggu lalu.

Burkini versi M&S memang dibuat dalam desain modern dengan sentuhan print motif paisley dan bunga-bunga sebagai unsur dekoratif. Pihak M&S mengklaim bahwa koleksi burkini mereka laris terjual di Dubai dan Libya. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, M&S mencoba menjaring pasar Inggris.

“M&S menyediakan berbagai macam pakaian renang yang berkualitas. Kami sebelumnya telah menjual item ini (burkini) beberapa tahun lalu dan sangat populer, banyak pelanggan internasional kami yang menyukainya,” ujar juru bicara M&S.

Meski banyak yang senang akan peluncuran koleksi burkini M&S di Inggris namun beberapa orang tidak menyetujuinya. Bahkan ada yang mengancam bahwa mereka tidak akan lagi membeli pakaian di M&S. Dalam beberapa hari, M&S menjadi perdebatan di dunia maya setelah meluncurkan koleksi burkininya.

“Ridiculou, never shopping in M&S again, it has all gone too far,” tulis salah satu pengguna media sosial dilansir dari Independent pada saat itu.

Beberapa pengkritik juga mengatakan burkini membuat penampilan wanita seperti katak. Meski demikian, tak sedikit yang berusaha menengahi. Dalam situs Hot UK Deals, seorang pembeli mengatakan bahwa mereka nyaman memakai burkini dan tidak peduli dengan pandangan orang lain. Menariknya lagi, sejak ada kontroversi itu, penjualan burkini menjadi makin meningkat hingga kini.

EDITOR: Iwan S

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama