Salah siapa, salah regulator.

Regulator membidangi hanya paham pulsa. Indikasi rampok pulsa di satu operator saja sebulan Rp 2 triliun terus terjadi. Di benak regulator hanya duit, karena politik terjerembab oleh oligarki fulus-mulus, kumpul fulus biar mulus berkuasa lagi. Mereka tidak membaca Harimau-Harimau Mochtar Loebis.

So, tinggal berdoa ke Illahi Rabbi.

Dominan orang iqra tahu batasan kaya, terutama kekayaan hati. Mereka yang kaya, kaya hati pasti cocok dengan kalimat klasik saya di Sosmed, jangan hidang barang bau ke meja dan piring kristal karena akan bau dengan sendirinya. Itu yang terjadi dengan Saracen. Itu juga yang terjadi dengan kebusukan di Pilkada DKI lalu.

(Hrn)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama