Poligami menjadi pro dan kontra, terutama setelah paham-paham dari segala arah bertemu dan beradu argumen di ranah publik. Ditambah lagi, sebagian orang memang sengaja menjadikan isu poligami untuk mencela kelompok yang tidak disukai, atau menjadikannya sebagai bahan olok-olokan agar banyak orang terpengaruh dan ikut membenci. Parahnya, argumen-argumen mereka sepertinya dibenarkan dengan contoh-contoh negatif dari orang-orang yang memanfaatkan kebolehan poligami sebagai pemuas nafsunya.

Beberapa kasus poligami yang terjadi di Indonesia dan menjadi perbincangan publik, memang lebih menjurus kepada pemahaman negatif. Contoh nyatanya, di masyarakat muncul istilah “istri muda”, karena biasanya istri pertama lebih tua umurnya. Kasus-kasus poligami, dengan istri baru yang muda, seringkali dimunculkan media sehingga mempengaruhi pandangan masyarakat umum.

Namun, pandangan negatif yang terbentuk dari pemberitaan-pemberitaan itu sangat berbahaya jika dimakan secara bulat-bulat oleh masyarakat yang awam. Bisa saja, karena sudah termakan hal negatif itu, menjadi anti pati terhadap ustadz, ulama atau dainya sendiri. Contoh kasus seperti ini terjadi terhadap salah satu dai ternama di Indonesia, sehingga hanya karena berpoligami kemudian ditinggalkan pengajian-pengajiannya oleh masyarakat banyak.

Memahami poligami, seharusnya didudukkan pada tempatnya sesuai pemahaman yang benar melalui analisis atau ilmu, bukan sekedar membeberkan contoh-contoh yang seringkali mengedepankan emosi dan hawa nafsu. Jika dipahami dengan benar, ketika ada orang yang berpoligami maka tidak selalu dinilai buruk, dan sekaligus bukan berarti yang melakukannya bisa lepas dari hal yang tercela.

Poligami yang baik adalah poligami yang diperlukan untuk mengatasi masalah sosial masyarakat. Sudah dikodratkan bahwa secara fisik laki-laki itu lebih kuat daripada perempuan, sehingga seorang laki-laki dibebani melindungi sekaligus memberi penghidupan bagi keluarganya. Jika kondisi kehidupan masyarakat tidak lagi bertumpu pada kekuatan fisik, bisa jadi perempuan bisa menghidupi dirinya sendiri tanpa bantuan laki-laki, seperti terjadi zaman sekarang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama