BANDUNG, SERUJI.CO.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan debat kedua Pemilihan Wali Kota Bandung di Hotel Holiday Inn pada Ahad (15/4) malam, mengenai permasalahan serta solusi yang harus dipecahkan.
“Apa sih masalah dan solusi untuk Bandung menurut perspektif dari tiap pasangan calon ketika mereka tahu masalah, kira-kira mana yang jadi prioritas untuk diselesaikan dan bagaimana solusinya,” ujar Ketua KPU Kota Bandung, Rifki Ali Mubarok, Ahad (15/4).
Rifki mengatakan, dalam debat kedua KPU ingin menggali mengenai permasalahan Kota Bandung serta bagaimana solusinya. Hal ini ditujukan agar masyarakat dapat mengetahui secara jelas prioritas penanganannya.
“Jadi masing-masing menjelaskan masalah dan solusinya nanti calon lain menanggapi dengan masalah dan solusinya,” kata dia.
Berbeda dengan debat pertama, kata Rifki, kali ini masyarakat ikut berpartisipasi dengan memberikan pertanyaan kepada seluruh pasangan melalui media sosial.
Menurut Rifki, hal tersebut dilakukan agar dalam Pilkada Kota Bandung tidak ada jarak antara masayarakat dengan para calon pemimpin mereka.
“Kita lagi buka line tentang curhat warga, nanti ditanyakan juga, dijawab sama Paslon dan ditanggapi oleh panelis untuk diperdalam,” kata dia.
Dalam Debat pertama ini, seluruh pertanyaan disusun oleh para panelis yakni Asep Warlan Yusuf (pakar hukum dan tim kebijakan pemerintah Kota Bandung), Acuviarta Kartabi (pakar ekonomi), Antik Bintari (pakar politik kebijakan publik dan gender), serta Deni Zulkaedi (ahli tata ruang dan ekonomi), dan Profesor Mamat.
“Pertimbangan (menunjuk para panelis) pertama secara akademis mewakili perguruan tinggi negeri dan swasta. Juga terkait lima persoalan yang akan dimunculkan,” kata dia. (Ant/SU02)