JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Presiden Jokowi meminta kepada para perwakilan Indonesia diluar negeri untuk tidak lagi mencari-cari bantuan ke negara dimana mereka bertugas. Hal itu disampaikan Presiden mengingat Indonesia sebagai negara besar dan negara satu-satunya di kawasan ASEAN yang masuk kelompok negara G20.
Jokowi mengatakan sebagai Presiden dari negara besar ia akan menolak kalau ada negara lain menawarkan bantun.
“Kita negara besar, kalau ada yang menawarkan bantuan, ndak saya bilang. Kalau perlu kita bantu negara-negara yang memerlukan bantuan. Kemarin kita bantu negara-negara di Pasifik,” kata Presiden ketika membuka Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI di luar negeri di Jakarta, Senin (12/2).
Kepada para perwakilan Indonesia yang hadir, Jokowi mengingatkan pentingnya diplomasi ekonomi dari perwakilan RI di luar negeri.
“Kita harus serius menggarap pasar-pasar non-tradisional. Saya berikan contoh kemarin setelah kunjungan ke berbagai negara, terutama di negara Asia Selatan. Saya kaget juga bahwa masih banyak negara yang kita pandang sebelah mata padahal potensi ekonomi besar sekali,” katanya.
Ia mencontohkan Pakistan yang penduduknya hampir 210 juta tapi ekonomi sangat baik. Juga Bangladesh dengan 160 juta penduduk, sehingga bear sekali pasarnya. Pertumbuhan ekonomi dua negara itu juga cukup tinggi hampir tujuh persen.
“Saya juga pernah minta ke Pak Menteri Perdagangan, buat stand pameran besar-besaran,” katanya.
Jokowi meminta jika memang ada pameran maka harus dimanfaatkan dengan persiapan matang dan stan yang besar.
“Masa negara sebesar Indonesia, ekspornya kalah dengan Malaysia, kalah dengan Thailand, kalah dengan Filipina. Kita monoton, nggak pernah melakukan terobosan. Dengan Vietnam, kalah. Masa mau kita teruskan? Sekali lagi, di ASEAN hanya kita yang masuk negara G-20. Tapi ekspor kita kalah dengan Filipina, Thailand, Vietnam,” katanya.
Menurut dia, tanpa langkah terobosan, tidak tertutup kemungkinan Indonesia akan kalah dengan Kamboja dan Laos baik di bidang ekspor atau investasi.
“Sudah saya sampaikan di depan menteri-menteri, nggak mau saya begitu lagi. Ekspor dan investasi kita memang naik, tapi kita nggak mau kalah dengan negara tersebut,” kata Jokowi. (Ant/Hrn)