MENU

Polisi Katakan Pelontar Granat SAGL Bukan Senjata Pembunuh, Tapi Inilah Faktanya

JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Polisi menegaskan bahwa senjata yang diimpor Polri dan saat ini berada di cargo Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) bukanlah senjata untuk membunuh.

“Senjata ini bukan untuk membunuh, tapi untuk melumpuhkan,” kata Komandan Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail dalam konfrensi pers yang diadakan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9).

Ditegaskan oleh Murad bahwa senjata itu hanya senjata kejut dengan daya jangkau rendah.

“Ini bukan senjata antiteror dan sebagainya. Saya kemukakan di sini sebenarnya senjata ini bukan untuk membunuh, tetapi untuk kejut. Kalau kita bicara modelnya aja seram, sebenarnya ini laras sedikit, jadi paling banyak 100 meter. Larinya cuma 100 meter,” ungkap Murad.

Benarkah demikian?

SERUJI mencoba menelusuri spesifikasi dari jenis senjata yang diimpor Polisi tersebut yang dari dokumen dan keterangan yang terkonfirmasi menyebutkan senjata tersebut terdiri dari Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL/pelontar granat) kaliber 40 x 46 mm sebanyak 280 pucuk, dan amunisi 40 mm, 40 x 46 mm round RLV-HEFJ dengan fragmentasi lontaran granat berdaya ledak tinggi sebanyak 5.932 butir.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

23 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER