Lawe tersenyum bahagia bertemu dengan Ahmad sahabatnya. Lagipula Ahmad akan melanjutkan studinya di jurusan Asian Studies di universitas yang sama dengan Lawe. Senyum Ahmad mengembang saat ia menyambut Lawe di entrance terminal dua bandara terbesar di negeri Nusantara itu. Nampak dengan senyumnya itu, Ahmad begitu low profile. Penampilannya mencerminkan sifatnya yang telah melampaui ukuran teori hierarchy of need-nya Abraham Maslow. Dia Nampak begitu zuhud, tawadhu dan jauh dari motivasi duniawi.
“Akan kita lanjutkan obrolan kita yang terputus tadi, sobat”, Ahmad membuka pembicaraan sambil menjabat erat tangan Lawe.
“Terima kasih, Bro”, Lawe menimpali hangat sambil menurunkan barang bawaannya dan membawanya dengan troli ke ruang check in. Di ruang tunggu itu kawan-kawan mereka yang berjumlah lima belas orang juga telah berkumpul. Pemuda-pemudi Nusantara itu akan melakukan perjalanan panjang melanjutkan S-2 di berbagai universitas di Australia. Mereka seperti sekumpulan burung yang bermigrasi ke bumi belahan selatan dengan membentuk formasi huruf V untuk menghemat energi. Lawe yang seorang pegawai KPK melakukan urusan check in, imigrasi serta boarding in pertama kali agar rekan-rekannya juga tidak dipersulit oleh petugas. Setelah semua urusan selesai, mereka pun masuk ke dalam pesawat Airbus A330-300 yang berkapasitas 274 orang itu dimana Lawe mendapatkan tempat duduk di samping Ahmad pada nomor 30D-30E.
Beberapa pramugari nampak cekatan membantu para penumpang mendapatkan kursinya dan menempatkan barang bawaan mereka di dalam kabin. Sesaat setelah roda pesawat mulai menggelinding, petunjuk keselamatan penerbangan ditayangkan dari layar 10 inch didepan setiap kursi yang diikuti oleh para penumpang dengan memasang seat belt mereka. Kemudian aileron di sayap kanan-kiripun mengepak-kepak, ruder ekor belakang dikibas-kibaskan kekiri kekanan sebelum pesawat bergambar kelebatan burung Garuda itu bergemuruh take off dengan smooth meninggalkan ujung barat Pulau Jawa menuju ke selatan. Darah melonjak mengaliri ubun-ubun para penumpang pada gerakan pesawat yang menaik itu. Para penumpang nampaknya menaruh kepercayaan pada sang Pilot Garuda yang sejauh ini terkenal ahli dan bahkan pernah ada yang mendaratkan di sungai dalam keadaan darurat[1].
@@@
[1] Pendaratan darurat di sungai Bengawan Solo dengan mesin mati sebelah dan semua penumpang selamat, dengan kerusakan minim di pesawat.