JAKARTA – Kongres Wanita Indonesia (Kowani) menyampaikan minimnya jumlah pahlawan perempuan Indonesia. Kemudian mengusulkan Laksamana Malahayati sebagai pahlawan nasional.
Menyikapi hal tersebut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pemerintah menunggu usulan resminya.
“Memang jumlah pahlawan perempuan nasional tidak sebanyak pahlawan pria. Dari total 169 pahlawan nasional, hanya 12 yang berjenis kelamin perempuan,” ungkap Khofifah dalam siaran pers Kementerian Sosial, Kamis (1/6).
Khofifah menjelaskan, untuk gelar pahlawan nasional, masyarakat perlu mengajukan usulan kepada bupati/walikota dan gubernur melalui Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD).
Kemudian dari TP2GD, usulan tersebut diserahkan kepada Menteri Sosial dan dilanjutkan ke TP2GP.
Setelah itu usulan diteruskan ke Dewan Gelar untuk meminta persetujuan dari Presiden tentang pemberian gelar pahlawan nasional.
“Sebelumnya diadakan verifikasi, penelitian dan pengkajian melalui proses seminar, diskusi, serta sarasehan di daerah kelahiran serta di tingkat nasional,” tutur Khofifah.
“Dalam hal ini usulan dari KOWANI harus mendapat rekomendasi resmi dari Pemerintah Provinsi Aceh mengingat Keumalahayati berasal dari Aceh,” tambah dia.
Khofifah menuturkan, undang-undang mempersilahkan masyarakat mengusulkan nama-nama yang dinilai tepat untuk mendapat anugerah sebagai pahlawan perintis kemerdekaan dan pahlawan nasional.
Sebelumnya, Kowani mengusulkan Laksamana Malahayati sebagai pahlawan nasional. Karena menurut Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto Wiyogo, dari catatan sejarah yang ada, dokumen dan cerita ahli waris keluarga, pejuang perempuan yang bernama Keumalahayati dan merupakan keturunan Kesultanan Aceh tersebut sudah diakui dunia, maka selayaknya pemerintah memberikan penghargaan dengan gelar pahlawan nasional.
Laksamana Malahayati adalah seorang muslimah yang menjadi laksamana perempuan pertama di dunia.
Pada tahun 1585-1604, memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.
Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan “Inong balee”(janda-janda pahlawan yang telah syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda 11 September 1599, sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal, dan mendapat gelar “Laksamana”untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati. (IwanY)