JAKARTA – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Fahira Idris berharap polisi benar-benar bersikap adil dalam penegakan hukum bagi pelaku ujaran kebencian atau hate speech. Hal itu disampaikan Fahira terkait dengan penangkapan yang dilakukan kepada seorang ibu rumah tangga, Asma Dewi, yang diduga telah melakukan hate speech.
“Publik melihat jika hate speech itu ditujukan ke pusat kekuasaan dan orang-orang di sekelilingnya, polisi begitu sigap, tetapi jika ancaman dan hate speech ke tokoh-tokoh yang sering kritik pemerintah seperti diabaikan,” kata Fahira melalui pesan saat dihubungi SERUJI, Ahad (17/9).
Dicontohkan oleh Fahira, hate speech dan ancaman pembunuhan yang ditujukan kepada dirinya dan beberapa tokoh lainnya, hingga saat ini tidak diproses oleh kepolisian walau telah dilaporkan.
“Itu salah satu yang diancam bahkan Wakil Ketua DPR loh, tapi sama sekali tidak dilanjuti kepolisian. Sikap polisi seperti ini berbahaya karena tidak adil,” ungkap Ketua Komite III DPD RI ini.
Untuk diketahui pada 29 April 2017, seorang pria Surabaya bernama Nathan P Suwanto lewat akun Twitternya @NathanSuwanto mentwit sebuah ancaman pembunuhan yang ditujukan antara lain ke Fahira Idris dan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon. Kasus tersebut telah dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Fahira dan Fadli Zon, juga oleh seorang advokat di Surabaya ke Polda Jatim, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari kepolisian.
@jonruginting Setuju
Perhelatan politik seperti pilpres, pilkada, pilkades dll semua itu pro kontra diantara pendukung dan semua tak ada pengecualian sama2 memberitakan kekurangan pd lawan politik baik dimasyarakat langsung maupun didunia maya… jd bertindak adilah dlm penegak hukum… krn sekali tindakan tdk adil maka selanjutnya para penegak keadilan tdk akan dipercaya masyarakat dan akan lbh menderita jika mereka2 sdh kembali kemasyarakat…