BANDUNG– Masalah digitalisasi dan konvergensi media menjadi salah satu topik penting yang dibahas dalam pertemuan tahunan OKI di Bandung ini, karena belum semua negara memberikan kewenangan pada regulator penyiaran untuk ikut mengatur media-media baru.
Penegasam itu disampaikan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat sekaligus Presiden IBRAF, Yuliandre Darwis saat menjelaskan tentang perlunya Forum Tahunan Penyiaran negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yaitu OIC Broadcasting Regulatory and Authorities Forum (IBRAF) digelar di Bandung pada 22-23 Februari 2017 mengambil tema Media for World Harmony.
Yuliandre juga menyebut, tentu menjadi sangat menarik, jika masing-masing negara mendapat ‘sharing’ pengalaman dari negara lain tentang pengaturan media baru dalam konvergensi media. Maka, forum ini diawali dengan penyelenggaraan international conference yang diikuti delegasi dari berbagai negara antara lain, Turki, Maroko, New Zealand, Korea Selatan, Singapura dan Australia .
“Tujuan diadakan pertemuan tahunan ini adalah untuk menyampaikan pesan kepada dunia, bahwa penyiaran memiliki peran dalam menghadirkan harmoni kehidupan antar bangsa.Kami juga akan saling bertukar informasi tentang trend dunia penyiaran dan berbagai regulasi yang muncul serta cara mengantisipasinya,” katanya kepada wartawan di Bandung, Rabu (22/2/2017).
Yuliandre berharap, Indonesia sebagai salah satu negara pendiri IBRAF dapat memberikan kontribusi untuk mencapai pemahaman bersama dengan negara-negara anggota lainnya.
“Saya berharap Indonesia memberikan kontribusi positif bagi negara-negara lain untuk dijadikan dasar dalam rangka merancang solusi dan jalan implementasinya,” pungkasnya.
EDITOR: Yus Arza