JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas meminta aparat segera bertindak tegas mengakhiri “drama” mencekam lebih dari 28 jam di Markas Komandoo Brimob di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5).
“‘Drama’ ini harus diakhiri. Sudah lebih 28 jam para teroris menguasai Mako Brimob. Aparat harus ambil tindakan tegas sesegera mungkin,” kata Yaqut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (10/5) dini hari.
Menurut Yaqut, langkah negosiasi memang baik, tapi kalau memang sudah bisa diprediksi akan buntu dan dibutuhkan tindakan represif sebaiknya dilakukan saja.
“Toh tidak ada jaminan juga korban tidak akan bertambah,” kata Yaqut yang juga anggota DPR dari Fraksi PKB itu. Menurut Yaqut tindakan yang dilakukan para narapidana terorisme (napiter) itu sudah melampaui batas dan melecehkan kewibawaan Polri.
Baca juga:Â Lebih 29 Jam Disandera, Kondisi Bripka Iwan Alami Luka-Luka
“Ini juga menimbulkan spekulasi negatif yang masif beredar luas di masyarakat. Ini harus dihentikan. Ada kaidah ushul fikih, mudharat yang lebih berat dihilangkan dengan mudharat yang lebih ringan,” katanya.
Yaqut menilai kasus penguasaan dan pembangkangan para napiter ini merupakan kasus serius yang tidak bisa ditangani biasa saja. Dampaknya sangat luar biasa.
Baca juga:Â Polisi Selidiki Asal Senjata Tajam Yang Digunakan Napi Teroris
“Mereka memiliki alat komunikasi. Lihat saja mereka bisa berhubungan dengan dunia luar. Mereka seolah di atas angin atas kasus ini. Kita tidak ingin jadi bahan olok-olok karena kalah mengatasi tekanan para teroris,” ujarnya.
Mengutip mantan Presiden AS John F Kennedy, Yaqut mengatakan selalu ada risiko dan biaya, tapi jumlahnya jauh lebih sedikit daripada tidak melakukan apa-apa.
“Saya minta aparat mempertimbangkan betul langkah taktis tersebut,” kata Yaqut. (Ant/SU02)
Kok drema?