JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendapat anggaran Rp610 miliar untuk tahun 2019. Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menilai anggaran tersebut terlalu kecil untuk BNPB.
“Idealnya ditambah, kalau perlu Rp2 triliun,” kata Sutopo di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (25/11).
Sutopo menyebut anggaran BNPB dari tahun ke tahun semakin menurun. Ia menyebut penurunan anggaran tahun 2018 ke 2019 yang mencapai Rp90 miliar.
“Anggaran BNPB terus menurun. Di satu sisi ancaman bencana meningkat tetapi anggaran bencana menurun. Tahun 2019 hanya mendapat Rp610 miliar,” ujarnya.
Sutopo menilai penurunan anggaran BNPB yang terjadi dari tahun ke tahun membuktikan bahwa politik anggaran justru tidak mendukung penanggulangan bencana di Tanah Air. Bahkan, tidak hanya BNPB yang anggarannya kecil, BPBD juga mengalami kondisi serupa.
“Anggaran jarang naik, ada APBN-P juga jarang kita dapat. Jadi kalau kita lihat politik anggaran, tidak mendukung penanggulangan bencana, karena anggarannya kecil, apalagi di daerah, sangat minim,” ungkapnya.
Menurut Sutopo, anggaran BPBD idealnya 1 persen dari ABPD suatu daerah. Karena itu, jika terjadi bencana, anggaran yang dipakai untuk penanganan yakni Belanja Tidak Terduga.
“Saya pernah hitung anggaran BPBD daerah, besarannya 0,002 persen dari APBD. Idealnya satu persen untuk prabencana. Kalau terjadi bencana kan pakai dana darurat. Di daerah ada yang namanya Belanja Tidak Terduga, yang digunakan untuk darurat selama pemda-nya menetapkan masa tanggap darurat,” pungkasnya. (SU05)