Di tahun 2017, beredar foto yang viral di media sosial. Nampak seorang pria di usia senja sedang duduk di stasiun kereta . Sendiri saja. Pria itu bersama banyak orang di sana, sedang menunggu datangnya kereta. Yang ditunggu adalah KRL jurusan Jakarta menuju Bogor.
Ternyata pria itu Buya Syafii Maarif. Foto itu diambil saat Ia akan Pergi ke acara peluncuran Program Penguatan Pendidikan Pancasila. Ini acara yang akan dihadiri dan diresmikan Presiden Joko Widodo, Sabtu, 12 Agustus 2017. Tenang dan enteng saja, Buya Syafii merespon soal foto viral itu. Ujarnya, “Saya memang orang kampung. Bagi saya sudah biasa berjalan kaki atau bersepeda puluhan kilometer. Naik ojek atau naik kereta api bersama rakyat banyak itu memang dunia saya.”
Buya Syafii nyaman-nyaman saja, di usia yang menua sekalipun, pergi ke mana-mana tanpa ada yang menenami. Ujarnya, saya juga tak punya beban pergi ke suatu tempat dengan angkutan umum.
Ujar Buya Syafii, ia berpikir praktis saja. Jika ia naik kereta, itu semata untuk efisiensi. Kalau ke Bogor lewat puncak kan bisa kena macet. Naik kereta, ia tak kena macet.
Si Anak Kampung. Itu justru sebutan yang Buya Syafii sukai soal dirinya. Si Anak Kampung lalu menjadi judul novel yang ditulis oleh Damiem Dematra, karena terinspirasi oleh kisah hidup Buya Syafii.
Sebagai anak kampung, Buya Syafii acap kesulitan ekonomi. Beberapa kali sekolahnya tertunda karena tak memiliki biaya. Ia pernah menjadi buruh, atau guru, untuk menyambung hidup. Itu pekerjaan yang saat itu ada.
Kesulitan ekonomi, hidup yang sederhana, ternyata justu ikut menempanya memiliki karakter yang keras, berani dan peduli pada rakyat kecil.