MENU

Mendamba Kabinet Berkinerja

Oleh: Nico Andrianto, Alumnus Program Master of Policy and Governance, Crawford School of Public Policy, The Australian National University, Australia.

Kalau perspektifnya adalah kabinet berkinerja, maka seharusnya kubu oposisi merancang format kementerian berdasarkan keprihatinan-keprihatinan atas kondisi Bangsa yang sering mereka sampaikan. Penerjemahannya mungkin rancangan “Kemenko Perekonomian” yang mampu mengatasi masalah kemiskinan, mengurangi impor pangan, memperkuat UMKM, menurunkan hutang negara, membendung serbuan tenaga kerja asing, dan menstabilkan nilai tukar Rupiah. Juga “Kementerian Keuangan” didesain agar mampu mengatasi trasfer pricing atau penghindaran pajak lainnya oleh pelaku ekonomi besar. Kalau perlu dibentuk kementerian yang khusus mengurusi penerimaan negara. Kementerian BUMN bukan saja menghindari penjualan aset, namun semangatnya adalah menyehatkan dan membesarkan yang ada serta Buy Back yang sudah terjual.

Meskipun jumlah maksimal kementerian telah diatur undang-undang, seharusnya penyusunannya menggambarkan rancangan efektifitasnya. Pembentukan kabinet tidak sekedar bagi-bagi kursi kepada parpol anggota koalisi, apalagi dengan cara memperbesar jumlahnya. Asumsinya kementerian yang gemuk lamban bergerak yang akan melemahkan koordinasi. Persamaan platform di awal akan lebih menjamin kebersamaan koalisi. Pilihan keunggulan kebijakan publik yang spesifik sebagai pembeda masing-masing koalisi akan menyuguhkan pertarungan elektoral yang berkualitas.

Penilaian kinerja kabinet

Tugas kabinet adalah mewujudkan target-target pembangunan jangka lima tahun RPJMN melalui kerja-kerja tahunan. Idealnya penilaian terhadap pemerintahan berdasarkan realisasi janji kampanye. Apakah indikator makro seperti target penurunan kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia, pertumbuhan ekonomi, bahkan kebahagiaan rakyat tercapai, bagaimanapun jalan yang ditempuh. Kalau janji tidak tercapai, apakah faktornya karena di luar kendali pemerintah atau memang karena mismanajemen pemerintahan. Untuk itu sebagai auditor negara, BPK bisa melakukan penilaian mendalam atas capaian atau kelemahan pemerintah dalam lima tahun, sekaligus memberikan masukan tahun-per tahun sebagai bahan perbaikan melalui pemeriksaan kinerja.

Bagaimanapun, sebuah kabinet adalah kelanjutan dari capaian kabinet sebelumnya. Apresiasi yang obyektif harus diberikan kepada sederat kabinet yang pernah berkuasa dengan tantangan yang juga berbeda; Kabinet Reformasi Pembangunan, Persatuan Nasional, Gotong Royong, Indonesia Bersatu I dan II, sampai Kabinet Kerja saat ini. Pengakuan ini akan menjadi landasan kokoh bagi keberlanjutan pembangunan kedepan. Kabinet yang terarah dan berstrategi diharapkan lebih siap menjawab tantangan yang semakin berat; perang dagang Amerika melawan RRC, eskalasi keamanan Laut China Selatan, ancaman proxy war, menghindari krisis ekonomi, tantangan model ekonomi digital, ataupun mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa.

Kalaupun dalam kontestasi politik sebuah koalisi tidak mampu memenangkan hati dan pikiran rakyat, maka kedudukan sebagai oposisi tidaklah kalah terhormat. Oposisi bertugas mengawal kerja pemerintah terpilih, agar menjalankan janji-janji kampanye secara konsisten. Pemerintahan terpilih, dari koalisi manapun, harus memastikan tumbuh berkembangnya inisiatif, daya kreasi dan inovasi seluruh rakyat. Kabinet harus memberikan optimisme kepada seluruh pelaku ekonomi, dimana ekonomi kecil bisa membesar dan yang besar juga tetap bisa berkembang. Harus terus diupayakan mengurangi ketimpangan ekonomi, termasuk dengan pelaksanaan land reform atau redistribusi aset-aset ekonomi.

Harapannya terwujud Indonesia Incorporated, sebuah sinergi wujud persatuan bangsa di bidang ekonomi.  Kita berharap lahir ratusan ribu entrepreneur dan bisnis baru, puluhan perusahaan dalam daftar Forbes, produksi massal mobil atau pesawat terbang karya anak bangsa, kekuatan militer yang disegani di kawasan, dan tim sepakbola nasional berlaga di Piala Dunia. Capaian tersebut di tengah kondisi rakyat yang cerdas, merasa terlindungi, sejahtera, berkeadilan, lingkungan yang lestari, dan negara mampu memainkan peran mendamaikan dunia. Kalau Donald Trump bisa meneriakkan “Make America Great Again!”, maka kita mendamba kabinet baru yang mampu berkinerja menerjemahkan visi “Indonesia Jaya” presiden terpilih.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER