Ia pun dengan tegas mengajak Najib untuk terus bersatu melawan kampanye hitam terhadap kelapa sawit sebab di belakang komoditas tersebut bergantung kehidupan begitu banyak petani sawit.
Bak gayung bersambut, PM Najib pun menerima uluran tangan Jokowi untuk menangkal fitnah-fitnah tak berdasar terhadap kelapa sawit. Bersama Indonesia, Malaysia menjadi produsen kelapa sawit terbesar dunia dengan melibatkan jutaan petani kecil di dalam prosesnya.
Menyadari hal itulah, PM Najib sepakat untuk melawan kampanye hitam atas produk sawit bersama Indonesia, yang selama ini dianggapnya sebagai Sang Saudara Tua.
Ia sepakat bahwa negara-negara khususnya Uni Eropa telah menciptakan iklim perdagangan yang tidak adil dan tidak kondusif bagi komoditas kelapa sawit. Oleh karena itu, ia setuju untuk membawa isu tersebut dalam berbagai kesempatan dan forum-forum internasional yang diikutinya agar memperoleh dukungan lebih banyak pihak.
Najib memandang upaya tersebut penting mengingat betapa banyak petani yang masa depannya tergantung pada keberlangsungan perdagangan kelapa sawit.
Bersama Jokowi, Najib pun satu suara ketika Presiden RI menyampaikan isu soal kampanye hitam sawit dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan 40 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-UNI EROPA yang digelar pada Selasa, 14 November 2017, di Philippine International Convention Center (PICC), Manila, Filipina.
