Oleh: Ahmad Faiz Zainuddin

SERUJI.CO.ID – Akhir-akhir ini saya sering mendapat broadcast WA, postingan FB, dan pembicaraan simpang siur yang isinya adalah semacam peringatan, bahkan ancaman tentang bahaya “Era Disruption”. Terakhir bahkan ada seorang penulis yang mungkin karena semangat sekali, menyatakan bahwa saking mengkhawatirkannya era disruption ini, mengatakan “bisa membuat anak cucu kita mati berdiri sambil memeluk kitab suci yang entah akan menolong dengan cara apa”.

Maka saya terpaksa membuat tulisan ini, walaupun sedang musim ujian di program MBA saya di UK dan USA.

Setelah saya lacak, histeria dan demam “Disruption” ini sepertinya salah satunya berawal dari buku, ceramah dan tulisan-tulisan Prof Rhenald Kasali, Guru besar FE UI, dan salah satu “World Management Guru”, khususnya dibidang Change Management.

Saya sangat setuju dan menghormati beliau sebagai salah satu tokoh penggerak perubahan yang saya kagumi dan ikuti tulisan-tulisannya. Dan sampai saat inipun saya masih menghormati beliau. Tulisan ini sama sekali “nothing personal”, hanya sekedar perimbangan wacana saja, agar perspektif kita lebih utuh untuk menyikapi gegap gempita demam “disruption era” yang salah kaprah.

Saya merasa ada yang kurang lengkap dari pemaparan beliau yang akhirnya membuat banyak orang ketakutan dan salah paham.

Banyak orang awam yang akhirnya jadi panik, nanti masa depan anak-anaknya bagaimana jika pekerjaan-pekerjaan yang ada sekarang bakal lenyap. Banyak eksekutif perusahaan jadi panik jangan-jangan mereka akan jadi korban “disruption” berikutnya dan akhirnya tergopoh-gopoh mau bertindak, tapi jadi mati gaya karena bingung entah mau melakukan apa.

7 KOMENTAR

  1. Prof Kasali berubah2 dlm beropini..tergantung kmn angin bertiup..contohnya dia membantah bahwa tdk terjadi penurunan daya beli masyarakat..yg ada hanyalah switch habit masyarakat dlm berbelanja..kenyataannya memang terjadi penurunan daya beli tsb yg menimpa msyarakat kelas menengah bawah

  2. Tulisan ini telah berhasil menjelaskan 2 hal, yaitu keniscayaan disruption era dan sikap mental apa yg diperlukan utk menjalaninya dgn sukses. Sikap optimis dan tdk takut.

    Optimis dan tdk takut ini adalah dua kata yg sering kita jumpai dalam pengajian2. Bahwa tidak ada kekhawatiran dalam masa depan dan tidak ada ketakutan bagi orang2 beriman. La khoufun wa la tahzanu. Hanya bagi orang2 beriman! Dengan kata lain, keimanan di dalam dada inilah yg membuat kita optimis dan tidak merasa takut dalam menjalani hidup ini. Membuktikan bahwa konsep islam sungguh sesuai dengan kehidupan. The way of life.

  3. Selama ini saya adl ‘murid digital’ Prof. Kasali yg menganut semua teori di buku & training2nya. Paling wow bagiku adl saat ia bercerita dgn berbinar2 bgmn luar biasanya Modern Grup dgn Seven Eleven-nya.

    Hari ini, kita tau kl Sevel tumbang. Dan dia masih bisa bercerita dgn binar2 yg sama analisa nan mendalam bgmn Sevel tumbang.

    Saya pun memilih memilah ilmu dari Prof. Kasali. Saya akui, saya belajar banyak dari beliau.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama