Maka mestinya, era disruption itu tidak perlu ditakuti atau bikin panik, cuman perlu dipahami bahwa ini bagian dari revolusi kemajuan peradaban yang makin lama akan makin cepat dan insya Allah mengarah pada perbaikan buat semua, “the greatest good for the greatest number of people”.
Kalau dalam revolusi ada korban-korban yang bergelimpangan karena ndak cukup paham dan tanggap, itu hal yang biasa. Nanti juga mereka akan belajar. Dan kita semua pun perlu belajar lebih tuntas untuk menyambut Era Baru yang sangat menjanjikan ini.
Kesimpulan:
Terimakasih Prof Renald Kasali, yang atas jasa bapak telah menggugah banyak orang dan perusahaan untuk shock dan mau berubah. Tapi semoga ini jangan kebablasan jadi ketakutan dan kekhawatiran massal. Karena itu perlu dilengkapi juga dengan wacana penyeimbang yang menyuntikkan optimisme dan harapan.
Karena ide-ide besar kreatif dan terobosan-terobosan baru inovatif untuk survive dan berjaya di era disruption ini tidak akan pernah lahir dari rasa takut dan panik, tapi akan tumbuh subur di pikiran orang-orang dan perusahaan-perusahaan yang tenang dan optimis.
Salam takdzim buat Prof Rhenald Kasali dan kawan-kawan semua yang membaca tulisan ini.
Bloomington, 14 November 2017
*) Penulis adalah Mahasiswa MBA di Warwick Business School, UK dan Indiana University, USA. Alumni Singularity University, Silicon Valley, USA.
(ARif R)
Analisa Renald kasali sudah disusupi unsur politik hingga analisanya sekarang miring miring
Analisis jitu, jangan banyak baca berita.