Berikut ini alasannya:
A. Sebenarnya cara “menebarkan ketakutan dan kekhawatiran” ini baik-baik saja diterapkan untuk jenis perubahan yang tidak membutuhkan kreativitas. Tapi jadi tidak produktif jika tujuan kita adalah untuk melahirkan inovasi, kreativitas, dan terobosan-terobosan baru. Padahal untuk survive dan Berjaya di era disruption, salah satu syarat utamanya adalah: KREATIVITAS.
B. Tidak pernah (atau setidaknya jarang sekali) ide-ide kreatif dan terobosan inovatif terlahir dari rasa takut. Buku babon setebal hampir 800 halaman tentang kreativitas, “The Encyclopedia of Creativity” menyebutkan bahwa salah satu penghalang utama kita untuk menghadirkan solusi kreatif adalah jika kita sedang mengalami “emotional barrier”. Dan diantara semua jenis emosi penghalang kreativitas ini, rasa takut adalah yang paling melumpuhkan.
Jadi anda tidak bisa memaksa orang yang sedang dilanda ketakutan tentang bahaya era disruption untuk mencari solusi kreatif tentang bagaimana sukses mengatasinya. Anda hanya akan berhasil membuat mereka ketakutan, merasa terpaksa harus berubah, semangat ikut trainingnya, tapi bingung dan mati gaya harus melakukan apa.
Analisa Renald kasali sudah disusupi unsur politik hingga analisanya sekarang miring miring
Analisis jitu, jangan banyak baca berita.