Judul berita ini mungkin terlihat bombastis, tapi inilah cuitan dari Stafsus MenESDM 2014-2016, Muhammad Said Didu. Melalui akun @saididu, dengan lantang dia bersuara, “Murid membunuh gurunya adalah puncak rusaknya moral di dunia pendidikan”.
Tidak cukup cuitan di atas, di hari yang sama, Ketum PII 2009-2012 inipun menjewer pegiat HAM, “Saat ada murid dijewer telinganya utk tegakkan disiplin, kalian semua salahkan guru. Saat ada guru dibunuh oleh muridnya kalian semua diam. Inikah cara kalian hancurkan Bangsa Indonesia ? (2/2/18)
Bahkan, untuk mengetahui respon dari publik, Ketua ICMI 2003-2005 membuat polling tentang bab mendisiplinkan murid. “Bagaimana sikap Anda untuk mendidik disiplin murid?” tulisnya.
Ada 3 pilihan jawaban pollingnya. Pertama, biarkan saja. Kedua, hanya boleh dengan teguran. Ketiga, boleh hukuman fisik ringan.
Bagaimana respon dari publik sampai polling ini ditutup? Dari 4.570 responden, hanya 2% menjawab pilihan pertama, “biarkan saja”. “Hanya boleh dengan teguran” dipilih oleh responden sebanyak 12%. Sisanya 86% atau 3.930 responden setuju dengan pilihan ketiga, “boleh hukuman fisik ringan”.
KPI dan Matra Pendidikan
Hampir senada dengan Said Didu dan hasil polling, Misbakhul Munir, Direktur Kualita Pendidikan Indonesia (KPI) menyampaikan, pentingnya melihat kembali tiga matra pendidikan dalam melihat kasus murid membunuh gurunya.
“Melihat kasus murid membunuh gurunya ini, tidak bisa hanya melihat dari satu sisi saja, murid misalnya. Padahal di dalam tiga matra pendidikan itu ada unsur keluarga, masyarakat dan sekolah”, terangnya.
Saat ditemui di kantor KPI (5/2/18) yang beralamat di Jl. Gayungsari IV No. 33 Surabaya, pria murah senyum ini menambahkan, “Anak ini adalah sebagai objek atau bisa dikatakan hasil dari tiga matra pendidikan yang ada. Jika tiga matra itu berfungsi dengan baik maka baiklah hasilnya, begitu juga sebaliknya”.
“Jika salah satu atau bahkan lebih dari 3 matra pendidikan itu bermasalah maka bisa dipastikan juga objek hasilnya akan bermasalah’, tambah Ustadz Misbakh yang seringkali menjadi nara sumber kajian Islam di salah satu media televisi swasta ini.