Tulisan ini acap kali menjadi perbincangan hangat banyak pihak, khususnya masyarakat menengah kebawah. Meski tak semuanya benar, namun sesuai fakta yang dialami banyak pihak itu merupakan kebenaran.

Banyak persoalan yang terjadi di lapangan ketika rakyat biasa dengan segala keterbatasannya, mereka justru menjadi mainan disaat hidupnya bersinggungan dengan hukum. Urusannya pun terkesan diribet-ribetkan, serta dicarika undangan – undang pidana yang terkesan dipaksakan.

Alih-alih menegakkan hukum sebagai aturan, tapi nyatanya ada kepentingan terselubung di dalamnya. Eronisnya, hal ini seakan sudah menjadi tontonan gratis dan sudah menjadi santapan masyarakat kelas bawah setiap hari.

Mereka para pemangku kepentingan dan pengawal hukum seakan mencari celah, siapa yang terjerat persoalan ini. Jika orang kuat maka hukum akan berbicara lebih mudah meski harus mencari alasan yang tersulit sekalipun. Begitu juga sebaliknya, jika orang lemah, maka hukum tidak banyak berkata, ia akan lebih sulit meski sebenarnya ada celah yang lebih mudah.

Bukan hanya persolan jeratan Undang-undang hukum pidana saja, soal perlakuan pun tidak kalah menarik. Maling kelas teri akan menjadi bulan-bulanan dan masih diperlakuan tak manusiawi. Akan tetapi terhadap penjahat kelas kakap mereka perlakukan bak seperti tuanya sendiri.

Ketimpangan perlakuan di negara hukum ini sangatlah jelas dan semakin menjadi tontonan memuakkan banyak pihak. Manakala banyak persoalan yang seolah – olah dijadikan sandiwara lengkap dengan sutradara dan produsernya.

Akankah hukum di negeri ini semakin tajam kebawah dan semakin tumpul keatas..? Ataukah sebaliknya..? Wallohu ‘Alam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama