Dalam era digital sekarang ini, masyarakat cenderung mengakses informasi melalui media sosial dan media digital lainnya. Hal ini tentunya memberikan kemudahan bagi para penggiat media sosial untuk memanfaatkannya baik untuk bisnis maupun pendidikan.

Kita sebagai warga muslim yang merupakan mayoritas penduduk di negara ini, tentunya harus mampu menyesuaikan atau beradaptasi dengan keadaan ini. Perjuangan untuk melakukan dakwah atau syiar Agama Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin tentunya harus makin giat dilakukan. Kita dapat bergabung dengan web-web yang dapat menyiarkan artikel tulisan kita seperti di www.seruji.co.id sebagai salah satu media mandiri muslim yang memiliki program GMKM (Gerakan Gotong Royong Muslim Kuasai Media).

Mengapa harus menguasai media?

Media massa sebagai sumber informasi tentunya akan sangat mempengaruhi pola pikir dan pandangan masyarakat terhadap suatu peristiwa. Tentunya dengan menguasai media, maka dapat menjadikan media yang memperjuangan kebutuhan muslim yang tidak tunduk kepada kepentingan politik tertentu.

Apakah dengan menguasai sudah cukup?

Oh tentu tidak. Itu baru awal sebagai dasar untuk melakukan perjuangan. Jadikanlah pena kita menjadi pedang dalam perjuangan. Tuangkanlah ide-ide kita dalam bentuk artikel yang berbobot dan bertanggungjawab. Berbobot dalam arti betul-betul sesuai dengan kaidah penulisan jurnalistik yang baik dan bertanggungjawab dalam arti menggunakan data atau acuan yang jelas.

Iman Ibnu jauzi memberi nasehat betapa pentingnya berdakwah melalui media tulisan. Imam Ibnul Jauzi berkata: “Saya memandang bahwa manfaat menulis lebih banyak daripada manfaat mengajar, karena kalau mengajar mungkin hanya kepada beberapa orang tertentu saja, sedangkan tulisan dibaca dan diambil manfaat oleh sekian banyak orang yang tak terhitung jumlahnya, bahkan mungkin oleh mereka yang kini belum lahir ke dunia. Bukti akan hal ini bahwa manusia lebih banyak mengambil manfaat dari kitab-kitab para ulama pendahulu daripada dari pelajaran guru-guru mereka.

Oleh karena itu, hendaklah orang yang dikaruniai Alloh ilmu meluangkan waktunya dalam menulis karya yang bermanfaat, sebab tidak semua orang yang membuat karya berarti bermanfaat, karena tujuan tulisan bukan hanya sekedar mengumpulkan sana-sini, tetapi itu adalah anugerah yang Alloh berikan kepada hamba pilihan-Nya sehingga dia mengumpulkan masalah yang berserakan dan menjelaskan masalah yang masih rumit … inilah tulisan yang bermanfaat. Hendaknya menulis dilakukan di tengah-tengah umur, karena awal umur untuk menuntut ilmu dan akhir umur sudah mengalami keletihan.” (Shoidhul Khothir hal. 386)

Dalam menulis tentunya kita sebagai ummat muslim dapat menyelipkan dakwah tentang betapa mulianya Agama Islam ini sebagai rahmatan lil ‘alamin baik secara tersurat maupun tersirat. Tersurat dalam arti dalam bentuk ayat-ayat Al Qur’an atau hadits-hadits Rasulullah Saw. Tersirat dalam arti metode bahasa yang beretika, yang mencerminkan bahwa penulisnya adalah seorang muslim yang baik dan taat.

Dalam Firman Allah Swt :

ٱدعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلحِكمَةِ وَٱلمَوعِظَةِ ٱلحَسَنَةِ وَجَٰدِلهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحسَنُ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” (QS. An-Nahl: 125).

Pena Jihad ini akan dikenang sampai akhir masa, bahkan sampai saat penulisnya sudah meninggal dunia. Sebagaimana para ulama-ulama pengarang kitab-kitab yang termasyur di dunia.

Rahmat Allah berupa waktu selama 24 jam sehari dapat kita manfaatkan semaksimal mungkin. Jadikanlah sebagai dakwah-dakwah kita, untuk memberikan sumbangsih pikiran kepada negara dan masyarakat. Karena dengan menulis maka kita akan mendapatkan pahala berlipat ganda, karena semakin banyak yang membaca tulisan dan menerapkan dalam kehidupannya maka mengalirlah pahala kepada penulisnya.

Sebagaimana Firman Allah Swt :

فَمَن يَعمَل مِثقَالَ ذَرَّةٍ خَيرا يَرَهُۥ وَمَن يَعمَل مِثقَالَ ذَرَّة شَرّا يَرَهُۥ

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Az-Zalzalah: 7-8).

Marilah sebagai ummat muslim agar terpanggil hati dan jiwanya untuk berdakwah di jalan Allah dengan cara masing-masing. Menulis adalah salah satu cara sebagai bentuk jihad atau perjuangan menegakkan hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat.

Semoga Allah Swt akan memberikan kemudahan dalam perjuangan ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama