Berita mengenai seorang guru seni lukis di Sampang tewas ditangan muridnya sangat membuat hati miris, kok bisa ya? padahal dari berita yang beredar gara-garanya Simurid yang terkenal badung dibangunkan dengan cat air karena tertidur di kelas.
Simurid tidak terima lalu memukuli gurunya. Ternyata pukulan itu dari diagnosis RSUD Dr Soetomo mengakibatkan batang otak sang guru mati dan seluruh organnya tidak berfungsi, Separah itu.
Teringat peristiwa yang lain, dulu juga ada berita seorang guru juga di tuntut orang tua murid di pengadilan gegara mencubit anaknya di sekolah. Kenapa ada peristiwa seperti ini yang belum pernah dengar waktu saya sekolah dulu.
Tahun 90-an sampai 2000-an ketika saya masih sekolah peristiwa guru menghardik murid, mencubit sampai merah, melempar kapur tulis dan penghapusnya merupakan hal yang biasa dan terlihat sangat wajar. Hal itu dilakukan guru ketika melihat murid rame tidak memperhatikan pelajaran.
Waktu SD teringat ada guru suka main fisik, paling tidak setiap harinya ada saja beberapa murid kena fisik entah itu di cubit, diplintir hidungnya sampai merah, dipukul kecil pakai penggaris, dicoret wajahnya pake kapur tulis atau dilempar penghapus adalah hal biasa kami terima.
Hal ini dilakukan guru kami karena ada murid suka bikin ulah waktu jam pelajaran dan mengganggu KBM. Anehnya kami merasa tidak lengkap kalo dalam satu hari tidak difisik, sehingga ada saja cara bikin ulah biar difisik untuk menghangatkan suasana. Hal ini karena pelajaran terus-terusan membikin kami merasa bosan dan harus ada selingan, toh tidak membuat kami cacat dan meninggal.
Beda lagi ketika saya SMP pernah waktu kelas 3 seorang guru matematika menghardik keras kepada saya karena dianggap memicu keramaian dalam kelas padahal teman saya yang berulah, sempat membuat dongkol dihatiĀ dan membenci saat pelajaran matematika. Anehnya ketika SMU jurusan saya IPA dan Kuliah saya di jurusan Teknik, boleh dibilang benci tapi rindu.
Peristiwa guru matematika yang menghardik keras saya tadi tidak membuat dendam kepada guru itu atau mengadu ke orangtua karena malu dan takut justru saya nanti kena marah dari orang tua.
Waktu SMP ada jadwal wajib yang namanya senam pagi yaitu setiap hari Rabu pagi dan Jumat pagi disitulah akan keluar jurus-jurus kungfu yang dasyat dari para Guru olah raga. Tendangan pantat kerbau atau kepret maut pun akan diterima bagi siswa yang salah dan tidak serius dalam melakukan gerakan senam, atau ada siswa lupa memakai seragam olahraga waktu senam maka siap-siap menerima tendangan tanpa bayangan.
Kami saat itupun merasa baik-baik saja walaupun terasa sakit tapi tidak sampai menciderai. Tindakan fisik dari guru tidak menimbulkan niat kami untuk melakukan perlawanan hanya membuat sedikit mengumpat dalam hati dan kemudian melupakannya.
Karena sadar semua yang dilakukan oleh guru tadi merupakan bagian proses pembelajaran kedisiplinan maka dari itu kami menganggapnya wajar.
Ketika SMU tindakan-tindakan badung dari kami para siswa langsung cepat di ciduk Guru BK. peristiwa-peristiwa diatas waktu jaman sekolah telah menjadi suatu cerita nostalgia yang lucu ketika kami berkumpul di WA Group para Alumni.
Tidak dipungkiri peran utama orang tua sebagai pembentuk mental, karakter dan akhlak yang baik perlu diperkuat lagi sehingga akan terbentuk generasi jaman now yang tidak baperan.
Semoga peristiwa guru tewas ditangan muridnya dan guru dituntut di Pengadilan oleh orang tua murid tidak akan terjadi lagi dimasa depan. (Dhani HT)