Seiring dengan program “Routes Optimization“, Garuda Indonesia mencatatkan peningkatan utilitas pesawat sebesar 38 menit, menjadi sembilan jam 34 menit per hari sepanjang Januari-September 2017, dari sebelumnya delapan jam 56 menit per hari pada periode sama tahun lalu.
Perusahaan juga berhasil mencapai rata-rata tingkat keterisian penumpang sebesar 75 persen pada periode ini, atau mengalami kenaikan dari 73,4 persen pada periode Januari-September 2016, dengan tingkat ketepatan waktu 89,2 persen, dari sebelumnya 87,8 persen.
Perseroan ikut melakukan penambahan kapasitas melalui rekonfigurasi armada Boeing 777-300ER dari tiga kelas layanan (First Class, Business Class, dan Economy Class) menjadi dua kelas layanan (Business Class dan Economy Class) untuk menambah kapasitas 79 kursi per pesawat.
Selain untuk meningkatkan efisiensi biaya pesawat, penyesuaian kapasitas itu dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar di beberapa rute yang dilayani Garuda Indonesia tanpa harus mendatangkan pesawat baru di jajaran armada.
Untuk mendukung kebutuhan pasar ke depannya, Garuda Indonesia secara bertahap akan terus meningkatkan utilitas pesawat hingga menjadi rata-rata 11 jam per hari.
Sejalan dengan perpindahan base penerbangan domestik maupun internasional Garuda Indonesia ke Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta, perusahaan mencatat adanya kenaikan jumlah penumpang yang dilayani menggunakan jasa garbarata (aviobridge services).
Hingga akhir September 2017, tercatat sebanyak 97,2 persen penumpang internasional dan 87,5 persen penumpang domestik telah dilayani melalui pemanfaatan garbarata. (Ant/SU03)
Wow.. besarnya labanya. Garuda BUMN ya? Labanya bisa ga sih dipake bangun infrastruktur biar ga bnyk hutang?