Peningkatan ini didorong oleh adanya kenaikan jumlah unduhan Mobile Apps Garuda Indonesia sebesar 698.000 sepanjang Januari-September 2017, sehingga total unduhan aplikasi mobile sejak pertama kali diluncurkan telah mencapai kisaran dua juta.
Selain itu, Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan pendapatan kargo sebesar 9,6 persen menjadi sebesar 170,8 juta dolar AS pada Januari-September 2017.
Sejalan dengan pemanfaatan program Revenues Management System Enhancement, perusahaan juga telah membukukan peningkatan pendapatan diluar penjualan tiket (ancillary revenues) sebesar 19 persen menjadi 53,9 juta dolar AS pada periode sama.
Pengangkutan kargo perseroan juga tercatat mengalami kenaikan 8,1 persen menjadi sebesar 104.700 ton pada triwulan III-2017, dari sebelumnya sebesar 96.900 ton pada periode sama 2016.
Sedangkan, selama periode tahun kalender Januari-September 2017, perseroan tercatat telah mengangkut 324.100 ton kargo, atau mengalami kenaikan 9,8 persen, dari periode sama pada 2016 sebesar 295.200 ton kargo.
Dalam periode ini, Garuda Indonesia juga membukukan kenaikan pada jumlah penumpang yang diangkut oleh anak usaha Garuda Indonesia di segmen “LCC”, Citilink, yaitu dari 8,2 juta penumpang menjadi sembilan juta penumpang.
Citilink mencatatkan kenaikan penumpang sebesar 11,4 persen menjadi sebesar 3,4 juta penumpang pada triwulan III-2017, dari 3,1 juta penumpang pada triwulan III-2016.
Pada triwulan III-2017, Garuda Indonesia Group (Garuda Indonesia dan Citilink) mencatatkan pertumbuhan penumpang sebesar 1,4 persen, menjadi 9,6 juta penumpang, dari sebelumnya 9,5 juta penumpang pada periode sama 2016.
Pertumbuhan itu didukung kenaikan penumpang pada periode Januari-September 2017, yaitu sebanyak 26,8 juta, atau tumbuh tiga persen, dibanding periode sama 2016 yaitu sebanyak 26 juta penumpang.
Wow.. besarnya labanya. Garuda BUMN ya? Labanya bisa ga sih dipake bangun infrastruktur biar ga bnyk hutang?