KOLOMBO, SERUJI.CO.ID – Massa Buddha kembali menyerang sejumlah masjid dan bisnis milik minoritas Muslim Sri Lanka semalam, kata kepolisian pada Rabu (7/3), meski telah diberlakukan keadaan darurat untuk memulihkan perdamaian di pulau yang terpecah-belah tersebut.
Polisi memberlakukan jam malam tak terbatas di distrik dataran tinggi pusat Kandy, wilayah yang menjadi pusat kekerasan sejak Ahad malam, setelah kematian seorang pemuda Buddha dalam bentrokan dengan sekelompok Muslim.
Namun, juru bicara polisi Ruwan Gunasekara mengatakan telah terjadi “beberapa insiden” sepanjang Selasa malam di daerah Kandy, yang populer di kalangan wisatawan karena kebun tehnya.
“Polisi menangkap tujuh orang. Tiga petugas polisi terluka akibat insiden tersebut,” kata Gunasekara. Tidak ada informasi tentang berapa banyak warga sipil yang terluka dalam serangan tersebut, katanya.
Ketegangan meningkat di antara dua kelompok masyarakat di negeri mayoritas Buddha itu selama setahun terakhir. Beberapa kelompok Buddha garis keras menuduh warga Muslim memaksakan orang-orang untuk masuk Islam dan merusak lokasi arkeologi Buddha.
Beberapa nasionalis Buddha juga telah memprotes kehadiran pencari suaka Rohingya Muslim di Sri Lanka dari Myanmar, yang mayoritas beragama Buddha dan nasionalisme Buddha di sana juga telah meningkat.
Presiden Maithripala Sirisena memberlakukan keadaan darurat selama tujuh hari pada Selasa (6/3), yang bertujuan untuk mencegah agar kekerasan tidak menyebar ke wilayah lain di negara itu, yang baru pulih dari perang saudara 26 tahun melawan separatis Tamil. Perang tersebut berakhir pada 2009.
Seorang menteri pemerintahan mengatakan kekerasan terakhir di Kandy telah dilecut oleh orang-orang yang berasal dari luar daerah tersebut. “Ada konspirasi yang terorganisasi di balik insiden ini,” ujar menteri senior Sarath Amunugama kepada wartawan di Kolombo.
Dia mengatakan pemerintah akan menerapkan peraturan hukum secara adil di negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. Di Sri Lanka, populasi warga Muslim mencapai 9 persen dari 21 juta penduduk, minoritas terkecil setelah etnis Tamil, yang sebagian besar adalah orang Hindu.
Polisi memerintahkan Dialog Axiata, penyedia layanan telepon seluler terbesar di negara itu, untuk mengendalikan koneksi internet di Distrik Kandy, setelah beberapa unggahan muncul di Facebook yang mengancam serangan terhadap warga Muslim. (Ant/SU05)