BANGKOK – Bom jalanan yang ditanam terduga gerilyawan Thailand selatan, kembali meledak, menewaskan seorang tentara dan melukai 20 orang lainnya yang kebanyakan tentara dan polisi, pada Kamis (14/9). Demikian laporan pasukan keamanan Thailad.
Peristiwa itu terjadi di Yala, salah satu provinsi berpenduduk sebagian besar suku Melayu. Provinsi di Thailand Selatan itu mengalami pemberontakan beberapa dasawarsa, dengan lebih dari 6.500 orang tewas sejak 2004.
Ledakan bom pertama tidak menimbulkan korban jiwa, namun dua ledakan berikutnya menewaskan seorang tentara dan melukai 18 lagi dan polisi serta dua penduduk desa.
“Peristiwa itu diyakini sebagai ulah kelompok keras, yang berulang kali melakukan aksinya di daerah tersebut,” kata Pramote Prom-in, juru bicara pasukan keamanan setempat.
Seperti kebanyakan kekerasan di Thailand Selatan, tidak ada pihak secara langsung menyatakan bertanggung-jawab atas serangan.
Gerilyawan berusaha melakukan pemberontakkan untuk memisahkan diri dari Thailand, yang mayoritas penduduknya pemeluk Buddha, hingga wilayah mereka dicaplok pada 1909. Tiga provinsi paling selatan Thailand -Pattani, Yala dan Narathiwat- adalah bagian dari kesultanan Melayu merdeka. (Ant/SU02)