DAR ES SALAAM, SERUJI.CO.ID – Ahli kesehatan dan margasatwa Tanzania dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (16/10) mulai membahas cara yang ditujukan untuk mengendalikan penyakit yang menyebar dari hewan ke manusia, yang juga dikenal dengan nama penyakit “zoonotic”.
Para ahli tersebut, yang bertemu di Ibu Kota Komersial Negara Afrika Timur itu Dar es Salaam, selama tiga hari dijadwalkan membahas cara menjembatani jurang pemisah dalam komunikasi, campur-tangan dan pelaksanaan berbagai strategi yang bertujuan mengendalikan penyakit seperti Demam Lembah Rift, brucellosis, Rabies, Antraks dan wabah.
Sebanyak 60 persen penyakit itu –yang mempengaruhi manusia– telah berasal dari hewan dan menjadi ancaman bagi kehidupan manusia, perdagangan serta pembangunan, kata WHO. Ditambahkannya, pengendalian penyakit tersebut memerlukan campur-tangan ahli.
Pertemuan itu, yang berjudul “International Health Regulation-Performance of Veterinary Services Pathway Bridging Workshop”, juga telah menarik ahli mengenai ternak dan pertanian.
Pembahasan akan dipusatkan pada konsept One-Health, upaya kerja sama banyak disiplin yang bekerja secara lokal, nasional dan global, guna mempertahankan kesehatan optimal bagi manusia, hewan dan lingkungan hidup.
Janeth Mghamba, Direktur bagi Obat Pencegahan di Kementerian Kesehatan, mengatakan kepada para ahli bahwa upaya bersama oleh pemegang saham telah muncul saat Tanzania sedang mengerjakan satu strategi guna meningkatkan keamanan kesehatan.
Pemerintah sekarang sedang bekerja mengenai cara menerapkan Rencana Aksi Nasional bagi Keamanan Kesehatan, yang diluncurkan di Dodoma belum lama ini, kata wanita pejabat tersebut.
Ia menyatakan, “Selama pertemuan ini, kita akan membahas secara panjang lebar cara memanfaatkan rencana ini guna meningkatkan kesehatan di negeri ini.”
Mghamba mengatakan Tanzania memimpin dalam pelaksanaan Peraturan Kesehatan Internasional 2005, saat negara tersebut berjuang menanggulangi penyakit menular seperti Ebola –yang menjadi ancaman bagi keamanan kesehatan nasional dan global.
Ritha Njau, Pejabat yang Bertugas di Kantor WHO di Dar es Salaam, mengatakan konsep One-Health bukan baru, tapi itu adalah inti untuk menyelamatkan Tanzania dan negara lain dari penyakit hewan ke manusia.
Njau berkata, “Sekarang waktunya untuk meneliti cara mempersatukan ini guna mengidentifikasi kesamaan, jurang pemisah dan menjelaskan kesempatan bagi peningkatan koordinasi berdasarkan One-Health untuk mewujudkan hasil yang lebih besar dan berjangkauan jauh.” (Ant/SU02)