Perkenalan saya pertama kali dengan Amazon sekitar tahun 1998. Itu masa awal saya sekolah di Amerika Serikat. Ketika memberi tugas membaca buku, dosen itu menyatakan perkembangan baru. Buku yang ia berikan, ujarnya, jika tak ditemukan di toko, bisa dicari di Amazon secara online.
Sangat aneh bagi saya saat itu. Membeli buku secara online? Apa pula ini? Toko buku Barnes and Noble di Pittsburgh, di kota tempat saya tinggal, ketika sekolah di Amerika adalah surga bagi saya.
Ketika saya melanjutkan sekolah ke Columbus AS, saya bawa serta tradisi berkunjung rutin ke toko buku Barnes and Noble.
Hampir setiap minggu saya ke toko buku itu. Kadang menghabiskan waktu dari pagi hingga sore. Di tengah toko buku itu, ada kafe, tempat duduk.
Itu masa ketika saya harus menghemat bahkan untuk membeli buku. Paling saya hanya membeli satu sampai dua buku. Namun saya sempatkan membaca cepat bab pengantar dan bab kesimpulan belasan buku. Jika sudah lelah berdiri, saya duduk di kafe. Kemudian berdiri lagi untuk membaca cepat secara gratis.
Itulah akal mahasiswa yang kere namun kehendak membaca buku baru begitu besar.
Saya menjadi pengunjung dan pembeli buku yang setia di Barnes and Nobles. Godaan membeli buku online gaya Amazon semakin sering datang. Terdengar pula datangnya Kindle yang disediakan Amazon. Kabarnya kita bisa membeli dan membaca buku online dengan asyik sekali.
Tapi semua belanja buku online itu tak mengganggu habit saya. Tetap setia saya datang ke toko buku. Membeli bahkan membaca buku di sana.
Saya mulai beralih ke Amazon ketika banyak buku yang saya cari tak ada di toko buku Barnes and Nobles. Tak ada pula di Kino Kuniya. Jika di Jakarta, tak ada pula di Gramedia atau Gunung Agung. Buku itu justru ada di toko online Amazon.
Saya pun mulai menjadi pembaca buku Amazon. Saya kadang membeli buku fisiknya secara online. Tapi lebih sering saya membeli buku kindle, e-book, yang bisa dibaca online.
Dan kini Amazon penjual buku online berevolusi menjadi super raksasa. Ia mengantarkan pemiliknya menjadi manusia terkaya. Total kekayaan di atas 100 milyar dollar AS. Dalam kurs rupiah, itu sama dengan di atas 1400 trilyun rupiah.