SURABAYA, SERUJI.CO.ID – Pembina Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Timur, Dra Hj Fatma Saifullah Yusuf mengapresiasi APPMI Jawa Timur yang telah berhasil berperan sebagai wadah dalam menuangkan kreasi, pemikiran serta bakat yang terpendam dari para desainer dan perajin wastra (kain tradisional) nasional.
“Saya memberikan apresiasi untuk APPMI Jatim serta seluruh pihak terkait atas segala kepedulian dalam memperjuangkan keutuhan dan perkembangan wastra Nusantara, seperti batik, tenun, aneka jumputan serta berbagai peninggalan budaya,” ujar Fatma, saat memberikan sambutan dalam acara East Java Fashion Tendance 2019, di Ciputra World Surabaya, Jumat (1/3).
Selain Fatma, acara juga dihadiri Ketua APPMI Denny Djoewardi, perwakilan dari GM Ciputra Wolrd, dari Viva Cosmetic Yusuf Wiharto, dan PT Rajasa Utama Berkarya Haries Purwoko.
Fatma mengatakan, APPMI Jatim juga telah sukses menjadi media desainer dan perajin wastra dalam mencari peluang dan terobosan, utamanya pangsa pasar baik dalam negeri maupun mancanegara.
“Setiap kali diundang untuk menghadiri acara yang berhubungan dengan fashion, saya selalu merasa excited. Di luar alasan bahwa saya wanita yang suka fashion, saya merasa bahwa industri fashion ini adalah industri yang luar biasa,” ungkap istri calon Gubernur (Cagub) Jatim nomor urut 2, H Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Luar biasa yang dimaksud Fatma adalah proses panjang mulai menjadikan seutas benang lalu menjadi selembar kain, kemudian dapat diubah menjadi sebuah baju yang sangat indah dan menjadi maha karya yang mempesona. Seperti yang ada di acara East Java Fashion Tendance 2019.
“Saat APPMI Jatim mengusung tema ‘Cultural Heritage’ atau kekayaan peninggalan budaya, pikiran saya langsung tertuju pada berbagai wastra Nusantara yang mampu menjadi inspirtasi karya-karya busana yang luar biasa indahnya,” terangnya dalam siaran pers yang diterima SERUJI, Sabtu (3/3).
Lebih lanjut Fatma mengatakan, Badan Ekonomi Kreatif telah memasukkan industri fashion dalam 10 kategori industri kreatif yang menjadi ikon industri kreatif di Indonesia. Karena selain fashion atau sandang itu merupakan kebutuhan primer yang tidak ada habisnya, industri fashion juga merupakan industri yang banyak berhubungan dengan industri lain. Contohnya, berhubungan dengan industri kosmetik, industri film dan juga melibatkan industri teknologi informasi dalam cakupan yang sangat luas.
“Saya ucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat desainer APPMI yang sudah mengangkat dan secara tidak langsung membantu pemerintah dalam menggerakkan roda perekonomian nasional. Salah satu buktinya adalah dengan diselenggarakannya East Java Fashion Tendance 2019 ini,” pungkasnya. (Devan/Hrn)