MENU

Enam Abad Lalu Pinisi Berlayar Hingga Australia

Pinisi

Para pelaut Bugis tidak hanya dikenal tangkas dan berani dalam berlayar karena mereka juga telah mengenal kehidupan pelayaran sekitar tahun 1000-an yang ditandai dengan pembuatan perahu berlayar segiempat.

Perahu yang berkapasitas tidak lebih dari lima ton tersebut digunakan untuk menangkap ikan dengan jaring, dan terkadang dipakai juga untuk urusan perniagaan dalam jarak dekat.

Catatan dari seorang pengembara Portugis, Tome Pires yang menetap di Malaka pada 1512-1515 menunjukkan bahwa para pelaut Bugis melakukan perdagangan dengan Malaka (termasuk Malaysia dan Singapura), Jawa, Borneo, Filipina dan Siam (kini Thailand) dengan perahu-perahu layar besar dengan konstruksi yang bagus dan kokoh yang dinamakan pinisi.

Guru Besar Antropologi, Usman Pelly menjelaskan beberapa versi mengenai asal usul nama Pinisi. Sebuah cerita menyebutkan bahwa nama tersebut berasal dari nama sebuah kota pelabuhan di Italia, Venisia (Venicia). Dalam dialek Konjo nama tersebut disebut “penisi” yang akhirnya mengalami penyesuaian menjadi pinisi.

Versi lain menyebutkan bahwa pinisi berasal dari sebuah kata dalam Bahasa Bugis yakni “panisi” yang berarti sisip. Bentuk lain dari kata itu adalah “mappanisi” yang artinya menyisip dan sesuai dengan teknologi yang digunakan dalam membangun kapal pinisi, yaitu menyumbat semua sambungan papan dinding dan lantai kapal dengan bahan tertentu agar air tidak dapat masuk ke dalam kapal.

Dengan kapal-kapal itu para pelaut pedagang Bugis membawa beras yang berwarna sangat putih dan emas yang ditukarkan dengan barang-barang dagangan berupa pakaian dari Cambay, Benggali dan Keling yang merupakan bagian dari India.

Seperti sistem pelayaran pada zaman itu, para pelaut Bugis mengandalkan kemampuan membaca angin musim timur dan angin musim barat, posisi matahari dan rasi bintang untuk membantu navigasi maritim yang memungkinkan mereka berlayar mengelilingi dunia.

Selain itu, para pelaut juga mengandalkan pengamatan karakteristik laut yang diarungi, seperti gerakan ombak dan gelombang, perubahan warna dan suhu air laut, jenis ikan yang mereka temui pada suatu perarian, bahkan pola terbang burung.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER