MENU

Diplomasi Politik Kemanusiaan Berwujud RS Indonesia di Myanmar

Ada dua unit sekolah yang telah dibangun Pemerintah Indonesia di wilayah Minbya. Satu sekolah khusus untuk Buddha dan satu sekolah khusus untuk Muslim dengan jarak keduanya sekitar 500 meter. Masing-masing bangunan sekolah terdiri atas dua lantai.

“Anak-anak, baik di sekolah Budha maupun Muslim terlihat ceria menyambut kedatangan tim,” katanya.

Dari Minbya, tim bersama staf KBRI Yangon dan staf Pemerintahan Rakhine melanjutkan perjalanan menuju Mrauk U yang ditempuh dengan menggunakan enam kendaraan “jeep”. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam, tim tiba di Mrauk U.

Daerah ini pun masih terlihat porak poranda pasca-terjangan bencana banjir.

Antara desa Muslim bernama Site, yang berpenduduk sekitar 650 jiwa dan desa Budha bernama Nanja berpenduduk sekitar 1.700 jiwa, Pemerintah Negara Bagian Rakhine telah menyiapkan sebidang lahan seluas 4.000 meter persegi untuk lokasi pembangunan “Indonesia Health Center”.

Lokasinya cukup strategis karena dapat diakses dengan dua sarana moda transportasi, yaitu di pinggir jalan raya Yangon-Sittwe dan di bagian belakangnya terdapat sungai besar yang berfungsi sebagai sungai transportasi.

Di Rakhine State, seluruh tanahnya adalah milik negara.

“Yang mengusulkan lokasi adalah pemerintah Negara Bagian Rakhine,” katanya.

Setelah mempertimbangkan lokasi lahan yang cukup strategis dan wilayah ini pun adalah wilayah pasca-bencana yang masih sangat membutuhkan adanya sarana kesehatan, maka Tim MER-C langsung melakukan proses pembebasan lahan dengan membayar ganti rugi kepada para petani penggarap.

Saat itu juga, proses pembayaran kepada tiga orang petani penggarap lahan sebesar 1,6 juta kyat atau sebesar Rp 17,6 juta langsung dilakukan di kantor pemerintah daerah setempat.

Mengenai pertimbangan lokasi di Mrauk U, karena di daerah itu ada komunitas Budha dan Muslim yang bisa hidup berdampingan, walaupun ada juga “internal displacement”.

Sekolah Indonesia di Minbya juga menjadi sarana berbaur masyarakat Budha dan Muslim.

“Kita berharap ‘Indonesia Health Center’ pun demikian dan akan menjadi bagian dari ‘humanitarian politics’ MER-C berikutnya untuk masalah konflik di Myanmar,” kata Jose Rizal.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER